Medan, MPOL- Pengakuan anyar Menteri PAN-RB Azwar Anas, Jumat (27/1/2023), soal dana Rp 500 triliun untuk rapat penanganan kemiskinan membuat miris banyak tokoh, termasuk Ir. Chandra Rambey, Msc., pakar bisnis yang kampung halamannya kaya dengan emas tapi penuh kemiskinan.
“Kita masih sibuk diskusi soal kemiskinan, bahkan dengan budget yang besar. Padahal tanah kita menyimpan kekayaan alam yang berlimpah. Satu contoh soal itu adalah Kabupaten Tapanuli Selatan yang banyak menyimpan emas,” kata Chandra Rambey, CEO PT Provalindo Nusa, dalam keterangan tertulis, kemarin (29/1/2023). Chandra, bos perusahaan jasa bisnis atau investasi itu adalah putra asli Tapanuli Selatan (Tapsel). Soal kemiskinan di Tapsel, dia pun menyoal PT Agincourt Resources (PT AR), pengelola Tambang Emas Martabe di Batang Toru.
Tambang Emas Martabe diketahui berstatus ‘lumbung’ emas terbesar kedua negeri ini setelah Papua yang kekayaannya dikeruk Freeport sejak 1967. Mempunyai 6 kawasan sumber mineral deposit (Purnama, Rimba Joring, Tor Ulu Ala, Uluala Hulu, Horas), cadangan jutaan ounce (Ons) emas dan puluhan juta ounce perak di bumi Batang Toru dikeruk Agincourt Resources (PT AR) sejak 2012. Usia tambang di sana diprediksi bisa beroperasi hingga 17 tahun mendatang.
Begitulah. Setiap tahun semangat mengeruk emas di lumbung runner-up negeri ini, menurut Chandra, gaung sosial perusahaan multinasional itu malah nyaris tidak terdengar.
“Faktanya, kekayaan bumi itu masih membuat masyarakat kita miskin. Seperti Freeport, PT Agincourt Resources bukanlah aset kaleng-kaleng. Tapi gaungnya kok jauh tak seperti Freeport. Lihat gema Freeport. Di tengah kontroversi yang sering kita dengar dari media, banyak sudah kontribusi ekonomi yang diberikan Freeport kepada masyarakat Papua. Itu lain lagi (kontribusi) dari pemerintah pusat,” beber Chandra seraya menilai Tambang Emas Martabe error alias gagal dalam fungsi kemanfaatan sosial, khususnya pengentasan kemiskinan di Tapsel. Pakar bisnis itu terus bercerita.
“Salah satu keunggulan Tambang Emas Martabe adalah rendahnya biaya penambangan yang mengakibatkan COGS atau biaya produksi yang rendah dibanding tambang lainnya di Indonesia. Hal ini memberikan margin keuntungan bersih sebesar 41,8% dengan ROA (return on aset) sebesar 24,7% tahun 2021 dan bahkan pada tahun 2019 net margin keuntungan bersih mencapai 28,1%. Dengan kinerja PT AR yang moncer, tidak heran bila perusahaan sekelas Group Astra berani melakukan akuisisi kepemilikan di PT AR dari pemilik saham lama,” tulis Chandra.
“Dengan menerapkan metode valuasi yang standar perkiraan,” sambungnya, “nilai Tambang Martabe akan berada pada kisaran USD 1,5 juta – USD 2 juta. itu nilai aset menakjubkan dari perusahaan yang berada di Tapanuli Selatan. Kepemilikan negara melalui Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Tapanuli Selatan hanya 5 % pada PT AR sebagai pemegang hak Martabe Gold Mining. Sisanya dimiliki Astra Group.”
“Dengan UU Minerba atau peraturan pertambangan yang ada, saat ini regulator pertambangan adalah pemerintah pusat. Karena itu, penerima manfaat ekonomi langsung lebih besar dirasakan oleh pemerintah pusat melalui pendapatan royalty tambang dan pajak Pph. Pemerintah Daerah akan mendapatkan alokasi dana dari pemerintah pusat berdasarkan aturan yang berlaku,” tandasnya.
Senada dengan Chandra, kisah Tambang Emas Martabe atau PT AR error memberi manfaat ekonomi bagi warga Tapsel juga dilontar H. Mahmud Lubis, wakil rakyat di sana.
“Kali ini program PT AR yang gagal itu adalah soal pembinaan terhadap Kelompok Tani Makmur Jaya di Desa Bandar Hapinis, Kecamatan Muara Batang Toru,” ungkap Mahmud, anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Tapsel, dilansir banyak media, Minggu (22/1/2023) lalu.
“Dari pengakuan sejumlah warga dan tokoh masyarakat yang saya temui di Desa Bandar Hapinis, semuanya menyatakan program PT AR ini mengalami kegagalan alias tidak mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” imbuh Mahmud.
Sementara, Senior Corporate Communications Manager of Gold Mining Martabe, Katarina Siburian, secara tak langsung membantah keterangan Chandra Rambey dan Mahmud Lubis. Dia melaporkan sejumlah kegiatan ekonomi PT AR untuk membantu kehidupan ekonomi masyarakat Tapsel, khususnya Batang Toru.
“PT AR akan selalu mendorong kerjasama strategis dengan pemerintah maupun mitra lainnya dalam memberi berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat Tapanuli Selatan,” kata General Manager Operations PT AR, Rahmat Lubis, lewat rilis yang dikirim Katarina pada Medan Pos, belum lama ini.
Soal kemiskinan belum enyah dari Tapsel memang diamini Bupati H Dolly Pasaribu. “Saya tahu banyak pihak yang tidak puas. Namun perlu dipahami, kita baru saja dihadapkan pada pandemi Covid-19,” kata Bupati Dolly pada sambutannya di Apel Perdana 2023, di Lapangan Parade Perkantoran Pemkab Tapsel, Senin (2/1/2023) lalu. (*)