Pematang Siantar, MPOL: Kepala Perwakilan Bank Indonesia mengatakan, di tahun 2023 Bank Indonesia Pematang Siantar akan melaksanakan banyak sekali program.
Memang program-program ini lebih banyak kita posting melalui media sosial termasuk kegiatan-kegiatan internal melibatkan stakeholder di wilayah kerja Bank Indonesia Pematang Siantar.
“Dalam acara ini banyak informasi-informasi yang mau disampaikan lewat media teman-teman terkait dengan perkembangan ekonomi khususnya di wilayah kerja (wilker) Bank Indonesia, ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematang Siantar Muqorobin, dalam temu wartawan di Kopi Sio Jalan Cornel Simanjuntak Pematang Siantar, Rabu (08/11/2023).
Dikatakan Muqorobin, ada tiga hal perkembangan ekonomi di wilker BI Pematang Siantar, yang pertama terkait perkembangan inflasi, kemudian yang kedua terkait dengan kinerja perbankan dan ketiga terkait perkembangan sistem pembayaran.
Dijelaskannya, di luar ini sebenarnya masih banyak kegiatan lagi antara lain dalam rangka pengembangan UMKM pengembangan ekonomi syariah pengembangan ekonomi digital.
Dipaparkan Muqorobin, terkait dengan perkembangan inflasi, Kota Pematang Siantar Bulan Oktober 2023 Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematang Siantar pada periode Oktober 2023 mengalami deflasi sebesar -0,15% (mtm).
Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Provinsi Sumatera Utara yang mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm) dan Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,17% (mtm).
Secara tahunan, Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 2,90% (yoy), sementara secara tahun kalender (ytd) Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 1,35% (ytd).
“Alhamdulillah masih turun menjadi angka 0,15% dan kami ketemu sama Walikota Pematang Siantar ini sebagai salah satu pencapaian dalam rangka menjaga inflasi,” ujarnya.
Disisi lain Muqorobin menerangkan, mudah-mudahan tidak ada tekanan yang cukup signifikan. Dan harapannya tetap di bulan November tidak ada tekanan yang cukup signifikan terkait dengan inflasi tetapi di bulan Desember itu akan ada dalam perayaan
Natal dan Tahun Baru.
Tahun Baru ini selalu akan terjadi tapi harapannya nanti ledakannya juga enggak terlalu tinggi. Nah dengan koordinasi kami dengan Pemerintah Kota dan pihak yang terkait dan kemudian saya koordinasi dengan wilayah kerja sebanyak 8 daerah (SisiBatasLabuhan) itu nanti di bulan Desember kita sudah beberapa kali kita programkan terkait mengatasi inflasi agar dapat terkendali dengan melakukan survei-survei juga telah dilakukan, pungkas Muqorobin.
Sementara itu, Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK), Anto Yulianto kepada wartawan ekonomi Siantar-Simalungun memaparkan, deflasi periode ini utamanya, didorong oleh komoditas cabai merah, ikan dencis, dan wortel. Cabai merah mengalami deflasi sebesar -14,50% (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,13%.
Diikuti oleh ikan dencis dan wortel yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -7,04% (mtm) dan -18,31% (mtm) dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,06% dan -0,04%.
Berdasarkan pantauan PIHPS, harga cabai merah mengalami penurunan dari Rp 45.000 di bulan September 2023 menjadi Rp 42.750 di Oktober 2023. Komoditas cabai merah mengalami deflasi seiring dengan berlangsungnya periode panen di beberapa sentra produksi Simalungun.
Sementara itu harga ikan dencis dan wortel juga mengalami deflasi seiring dengan perbaikan pasokan kedua komoditas tersebut dibandingkan periode sebelumnya.
Sedangkan beberapa komoditas pangan pada periode ini terpantau mengalami inflasi diantaranya beras, nanas, dan gula pasir. Beras mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,15% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,06%.
Diikuti oleh nanas dan gula pasir yang masing masing mengalami inflasi sebesar 34,45% % (mtm) dan 6,05% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,04% dan 0,04%.
Komoditas beras masih melanjutkan tren kenaikan harga di periode Oktober 2023. Berdasarkan pantauan PIHPS, rata-rata harga beras bulanan mengalami kenaikan dari Rp 12.900 di September 2023 menjadi Rp 13.100 di Bulan Oktober 2023.
Kenaikan harga beras diprakirakan terjadi akibat (i) Produktivitas beras nasional yang menurun akibat dari dampak negatif el-nino, serta (ii) peningkatan harga gabah seiring dengan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan BBM dan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Sementara itu, kenaikan harga gula pasir juga didorong oleh penurunan produktivitas gula nasional akibat El Nino. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menyebutkan “Kami memperkirakan produksi gula berkurang 8-9 persen dibandingkan produksi tahun lalu yang sebanyak 2,386 juta ton”.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada periode ini didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami deflasi sebesar -0,52% (mtm) dengan andil deflasi -0,20%. Sementara itu, beberapa kelompok terpantau mengalami inflasi di periode ini diantaranya Kelompok Transportasi dan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm) dan 0,26% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,02% dan 0,01%
Selain itu berdasarkan disagregasinya, Kelompok Volatile Food mengalami deflasi sebesar -1,24% (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,31%. Sementara, Kelompok Core Inflation dan Administered Price masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm) dan 0,13% (mtm) dengan andil inflasi 0,13% dan 0,03%.
Dalam upaya untuk mengendalikan Inflasi di bulan Oktober 2023, TPID Kab/Kota di Wilayah Kerja KPwBI Pematang Siantar telah melaksanakan beberapa program, yaitu sebagai berikut , monitoring harga komoditas secara harian melalui PIHPS maupun harga Diskoperindag, pelaksanaan Pasar Murah selama 6 hari di 8 titik pada 2-4 Oktober 2023 dan 23-25 Oktober 2023.
Total komoditas terjual antara lain 8 ton beras; 450 liter minyak goreng; 52 kg gula pasir; dan 340 kg Ikan Dencis, pelaksanaan pasar murah untuk komoditas beras, minyak goreng, telur ayam, dan gula pasir di Batubara selama 3 hari di 12 titik, ucap Anto. **