Simalungun, MPOL : Rombongan Delegasi Ambassador Goes to Kampung KB Lake Toba mengagumi keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Desa Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pematang Damanik, Kabupaten Simalungun.
Kekaguman para delegasi dari sejumlah kedutaan besar dan Organisasi Internasional itu terpancar dari wajah mereka, saat diajak BKKBN menyaksikan secara dekat keberadaan Kampung KB Percontohan tersebut, Kamis (16/3).
Para Delegasi Ambassador Goes to Kampung KB Lake Toba tersebut diantaranya Duta Besar dari Mozambik, Polandia dan Rumania. Kemudian, delegasi dari Kedutaan Besar lainnya yakni dari Belanda dan UNFPA yang mewakili PBB. Terdapat pula perwakilan dari Organisasi Internasional seperti WHO, USAID Amerika, UNICEF, Seychelles dan Konsulat Umum Singapura dari Medan, Konsulat Belanda dari Medan, Konsulat Jerman dari Medan dan UN World Food Programme.
“Kunjungan ini dilakukan untuk berbagi mengenai implementasi dan praktik terbaik berbagai program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Sumut, yang telah berkontribusi terhadap pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Delegasi juga kita ajak untuk mendalami potensi ekonomi dan kekayaan budaya di Sumut,” kata Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, Prof. M. Rizal Martua Damanik.
Setibanya di Kampung KB Sait Buttu Saribu para delegasi disambut meriah dengan tarian tradisional Simalungun. Pada kesempatan itu Camat Pematang Damanik, M. Iqbal menyampaikan selamat datang kepada para delegasi kedutaan besar dan Organisasi Internasional untuk menyaksikan keberadaan Kampung KB yang sejak 2016 lalu dicanangkan.
Oleh pihak BKKBN diantaranya Deputi Lalitbang, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, M. Irzal, SE, ME, Sekretaris BKKBN Sumut Yosrizal, Ketua TP PKK Simalungun Ny.Ratnawati Radiapoh H. Sinaga, Sekda Simalungun dan sejumlah pejabat BKKBN Sumut lainnya mengajak para delegasi untuk melihat ruang pelayanan KB. Kemudian melihat kendaraan Mobil Unit Pelayanan (Muyan).
Delegasi diperlihatkan cara kerja Bina Keluarga Balita (BKB) di Posyandu Asri bersama para bidan dan volunteer yang bekerja di sana untuk mengecek kesehatan fisik dan pelatihan motorik anak, para delegasi berdialog dengan para bidan. Selanjutnya rombongan bergerak melihat Bina Keluarga Remaja (BKR). Para delegasi berdiskusi dengan perwakilan Generasi Berencana (GenRe) soal masalah remaja seperti seks bebas, narkoba dan nikah dini, termasuk melihat pengelolaan data melalui Elsimil.
Mereka juga diajak melihat peternakan ikan lele yang dijadikan pangan lokal untuk dijual dan dikonsumsi keluarga guna memenuhi asupan protein hewani anak. Tak kalah Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) menjadi perhatian serius para delegasi. Karena di Dashat ini pengelolanya merupakan kader kader KB. Di sini, delegasi dihibur oleh para lansia yang sedang diperiksa kesehatannya sekaligus senam bersama. “Dashat ini bagian dari Kampung KB untuk melengkapi gizi para balita yang ada di desa untuk mencegah stunting,” kata sejumlah kader KB.
Rombongan Ambassador Goes to Kampung KB Lake Toba kemudian mengunjungi pos pelayanan KB untuk melihat langsung para dokter dan bidan memasangkan alat kontrasepsi suntik dan implan kepada para ibu, guna mengatur jarak kehamilannya secara langsung.
Tidak hanya itu para delegasi diajak untuk menikmati camilan khas seperti pisang kukus, kacang dan jagung rebus serta jamu dan berbelanja aksesoris lokal di Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Kemudian cemilan peyek bayam, kue bawang dan lainnya serta madu pasak, madu pajaka.
Para delegasi juga diperlihatkan bank sampah yang dikelola oleh 320 kader KB yang 80 persennya adalah perempuan. Menurut Pangulu Nagori (Kepala Desa) Sait Buttu Saribu, Ngatiyo, kerajinan dari sampah ini berupa tas tangan, dompet dan lainnya.
Kerajinan berbahan sampah masyarakat ini katanya, merupakan dukungan Bank Indonesia (BI). Sedang yang melatih dari Starbucks dan Indocafe. “Sebelumnya, mereka tidak tahu apa apa, berkat pelatihan itu mereka jadi pandai dan bisa menghidupi keluarganya,” kata Ngatiyo sembari menyebutkan bahwa di Desa Sait Buttu Saribu Alhamdulillah tidak ada kasus stunting.
Kades ini mengaku bersyukur, karena berkat Kampung KB ini, kehidupan masyarakat di sini tercukupi. Anak anak balitanya sehat, bahkan produk produk yang dibuat masyarakat melalui kelompok UPPKA banyak dijual di luar daerah Simalungun. “Artinya rata rata pendapatan perkapita warga tercukupi untuk menghidupi keluarga,” jelasnya.
Usai mengunjungi Kampung KB, para delegasi diajak oleh pihak PTPN IV Tobasari untuk makan bersama, sekaligus melakukan dialog terbuka. Sebelumnya Ketua TP PKK Simalungun selain mengucapkan terima kasih juga mengharapkan para delegasi mau datang lagi ke Simalungun khususnya di Desa Sait Buttu Saribu. Ia juga mengharapkan Kampung KB Sait Buttu Saribu lebih baik dan masyarakatnya semakin sejahtera.
Kegiatan dialog yang digelar di Aula PTPN IV Tobasari itu dibuka oleh Bupati Simalungun melalui Sekda Esron Sinaga. Turut serta dalam dialog itu Deputi Lalitbang BKKBN, Ketua TP PKK Simalungun dan para delegasi kedutaan besar dan Organisasi Internasional.
Dalam acara dialog tersebut, Deputi Lalitbang Prof Rizal sempat melakukan zoom meeting terkait pelayanan KB dengan Dinas KB di 5 Kabupaten Kota di Sumut. Diantaranya, Kabupaten Nias Selatan, Madina, Labura, Kota Padangsidimpuan dan Kota Binjai.
Dari kegiatan dialog itu, kekaguman para delegasi kedutaan besar dan Organisasi Internasional terhadap Kampung KB Sait Buttu Saribu muncul kepermukaan. Tidak hanya itu mereka juga salut dengan keberadaan program Bangga Kencana. Malah para delegasi baik dari kedutaan besar dan Organisasi Internasional menyatakan siap bekerja sama dan membantu pihak BKKBN.
“BKKBN dalam kegiatan ini berharap bisa meningkatkan potensi kerjasama atau bertukar cara baik antar negara dalam mengatasi masalah kependudukan,” ucap M Rizal Damanik. (Rh)