Polda Sumut Hentikan Penyidikan Kematian Mahira, Prof Dr Gelgel Wirasuta: Akibat Minum Racun Sianida

Selasa, 19 September 2023 | 20:58 WIB

Medan, MPOL: Misteri kematian Mahira Dinabila, mahasiswi USU berhasil diungkap Polrestabes Medan dan Polda Sumut. Kematian mahasiswi Fakultas Antropologi itu tidak disebabkan adanya unsur kekerasan fhisik tetapi akibat minum cairan sianida atau potas.

 

”Sejak hari ini (Selasa 19 September 2023 red), penyidikan kematian Mahira Dinabila kita hentikan dan surat penghentian penyidikan akan segera kami sampaikan kepada keluarga almarhum,” kata Dirreskrimum Poldasu Kombes Sumaryono didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir pada konprensi pers, Selasa (19/9) di Balai wartawan Poldasu.

 

Hadir dalam konprensi pers itu sejumlah ahli antara lain, dokter forensik dr.H Mistar Ritonga Sp FM (K) MH (Kes), ahli bahasa Dr T Kasa Rullah Adha SS.MTCSOL, Labfor Poldasu AKBP Hendri Ginting, Psikolog Ibu Irna dan sejumlah tim ahli yang berperan dalam pengungkapan kasus kematian Mahira Dinabila. Selain itu, menghadirkan ahli Toksikologi Prof Dr Gelgel  Wirasuta dari Bali secara zoom.

 

”Kami melakukan penyidikan dengan cara Scientific Crime Investigation (Penyidikan secara ilmiah) yang melibatkan berbagai tim ahli antara lain, ahli forensik, toksikologi, psikologi, ahli bahasa dan benda. Dari hasil penyidikan disimpulkan bahwa kematian Mahira Dinabila bukan karena adanya unsur kekerasan fisik tetapi akibat meminum cairan sianida atau potas,” jelas Kombes Sumaryono.

 

Prof Dr Gelgel Wirasuta dan dr H Mistar Ritonga Sp.FM (K) MH (Kes) mengatakan, adapun pembusukan dibagian wajah almarhum Mahira diakibatkan cairan sianida demikian juga dari organ tubuh yang turut diteliti. ”Secara spesifik racun sianida bila masuk ke tubuh dengan cara diminum sangat cepat berproses sehingga dalam hitungan menit yang meminum langsung kehilangan kesadaran dan meninggal dan cairan itu langsung meresab, beda dengan cairan  baygon atau pestisida bila diminum dan walaupun sudah meninggal  masih dapat ditemukan. Artinya, meresabnya agak lama,” terangnya.

 

Sementara itu, ibu Irna, ahli psikolog mengutarakan, dari barang buktiu yang ditemukan seperti curahan hati dalam hanphone dan catatan kertas dan kesaksian, bahwa Mahira memiliki kepribadian yang baik dengan bahasa yang bagus dan termasuk orang cerdas. Namun, dia menutup diri sehingga cenderung jaga jarak dengan lingkungan baik dirumah, kampus dan lainnya sehingga dia kurang mendapat dukungan sosial  dari orang dilingkungan dan keluarganya.

 

”Kami menyimpulkan bahwa Mahira tidak mendapat kasih sayang sebagaimana yang  dibutuhkan sehingga dia menganggap tidak berarti. Hal seperti ini yang sering dialami orang yang katakanlah bunuh diri. Jadi, si almarhum ini sudah lama mengalami tekanan-tekanan sehingga terjadi goncangan jiwa,” katanya.

 

Disebutkan, upaya yang dilakukan Mahira untuk mengakhiri hidupnya sepertinya sudah berlangsung dengan perencanaan, sesuai dengan tulisan dalam kertas dan hanphone dan cara dia memesan sianida.

 

Sebagaimana diketahui, Mahira  Dinabila ditemukan tewas di rumahnya Komplek Rivera, Kec Medan Amplas pada 4 Mei 2023. Saat ditemukan, wajah Mahira sudah membusuk sedangkan ayah angkat almarhum sedang tidak berada dirumah.***