Langkat.MPOL- Ratusan hektar lahan mangrove di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dilaporkan rusak akibat perambahan liar. Kondisi ini setidaknya sangat meprihatinkan karena dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir.
Persoalan kerusakan mangrove ini terungkap dalam reapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Fokopimcam) di Aula Kantor Bupati Langkat, di Stabat Kamis (14/9/2023) pagi.
Hadir pada pertemuan itu Plt Bupati Langkat Syah Afandin, Kapolres Langkat AKBP Faisal Simatupang, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Stabat, Ledis Meriana Bakara, Ketua DPRD Langkat Sribana Perangin Angin, Dandim Langkat Letkol.Inf.M. Eko Prasetyo para Camat, dan Kapolsek serta Danramil.
Banyak hal yang dibahas pada rapat koordinasi itu, mulai dari peredaran narkoba hingga kerusakan lahan mangrove. Masing-masing camat dan kapolsek juga menyampaikan situasi terkini terkait kamtibmas di wilayahnya.
Berkaitan dengan kerusakan langnan mangrove, Bupati Langkat H.Syah Afandin,SH (foto) saat dikonfirmasi usai kegiatan mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi sikap Kapoldasu yang mengambil langkah cepat untuk menindak lanjuti kerusakan mangrove tersebut.
Ondim, sapaan akrab Syah Afandin menyebutkan, bahwa kerusakan lahan mangrove di Langkat cukup luas, mencapai 700 hingga 800 hektar.
“Terkait mangrove, pertama kali saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Kapoldasu yang telah mengambil tindakan tegas terhadap pembalakan liar. Di sisi lain, saya meminta kepada pemerintah pusat agar dapat memberikan bantuan guna percepatan reboisasi di wilayah mangrove yang sudah rusak,” ucapnya.
Ondim menyebutkan, mangrove sangat dibutuhkan oleh kelangsungan ekositem alam, di mana mangrove menjadi tempat berkembangnnya biota laut.
“Wilayah Langkat terdiri dari pesisir yang masyarakatnya bergantung dengan laut. Rusaknya mangrove ini juga berdampak pada masyarakat kita, khususnya para nelayan,” yang berkurang penghasilannya ucap Ondim.
Sejauh ini, tambah Ondim, dampak dari kerusakan mangrove sudah dirasakan oleh nelayan. Salah satunya adalah kurangnya hasil tangkapan ikan.
“Kalau hasil tangkapan ikan berkurang, sudah pasti pendapatan masyarakat kita juga berkurang. Hal ini lah yang perlu kita atasi, bagaimana mangrove kembali baik dan tangkapan ikan nelayan juga baik. Sehingga akhirnya pendapatan mereka ikut baik,” tutur Ondim.(wandi)