Labuhanbatu,MPOL: Terkait pekerjaan proyek Konversi seluas 378 Hektar di PT Perkebunan Nusantara III (Pesero) Kebun Aek Nabara Utara (Kanau) yang berlokasi di Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara diduga menggunakan minyak ilegal (Solar).
Karena saat Medan Pos melakukan investigasi kelokasi yang di Konversi terlihat mobil pick up yang hilir mudik melangsir minyak yang diduga solar.
Informasi dihimpun, masuknya Minyak solar itu disuplai dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel).
“Ada beberapa orang pemasoknya,tapi yang lebih populer bernama R,kalau mau cek pagi atau sore mereka langsir ke pembuangannya diapdeling 4 atau langsung kealat beratnya,”Kata Sumber Medan Pos yang layak dipercaya,Rabu (15/11/2023).
Sementara itu manager PTPN III Bambang Sitorus melalui Asisten Personalia Kebun (APK) Darma Tambunan di konfirmasi melalui Via Watspanya terkait dugaan minyak solar yang digunakan belum bersedia menjawab Konfirmasi Medan Pos.
Diberitakan sebelumnya,PT Perkebunan Nusantara III (Pesero) Kebun Aek Nabara Utara (Kanau) melakukan Konversi (Karet) sebanyak 378 hektar menjadi sawit.
Pekerjaan Konversi yang dikerjakan 2 Orang pihak rekanan itu masa kontraknya habis pada Bulan 12 tahun 2023.
“Kalau pihak rekanannya Atiam dan Kelvin yang mengerjakan ini,PT apa saya kurang tau,”Kata Aryo selaku asisten afdeling 4 kanau saat di Konfirmasi Medan Pos,Selasa (14/11/2023) di Kantornya.
Katanya,dalam pekerjaan proyek itu Atiam dan kevin hanya mengelola pembagunan tanaman,sedangkan untuk penumbagan pohon karet 378 lain lagi pemborongnya.
“378 hektar sudah selesai ditumbang, tinggal beberapa pekerjaan lagi seperti pembuatan paret,teras dan luku,”Bilang Aryo.
Disinggung,berapa alat berat yang digunakan,Aryo mengatakan,alat berat sudah banyak yang pulang dan hanya tinggal beberapa unit lagi.
“Kalau nilai kontraknya ada, dikontrak, pasti ada,M, gitulah kurasa anggarannya,tapi itu rahasia perusahaan,”sebut Aryo.
Disinggung lagi,dalam pekerjaan Konversi yang sedang berlangsung,pihak PTPN sejauh mana tingkat pengawasan yang dilakukan PTPN?.
“Kalau dari kami, pengawasan seperti berapa jarak yang akan ditanam baru,kalau soal lain tidak kami campuri,”kata Aryo.**