Lima Puluh, MOPL : Komisi D Senat Akademik Universitas Sumatera Utara (USU), di bawah pimpinan Prof.Dr.OK.Saidin, SH.M.Hum melakukan kunjungan ke Pemkab Batubara, Kamis (22/12/2022), dalam rangka penguatan Kerjasama antara Unversitas Sumatera dengan Pemerintah Kabupaten Batu Bara.
Delegasi dengan Sekretaris Komisi D, Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes ini disertai anggota Komisi D Senat Akademik USU masing-masing Dr. Ir. Fahmi, ST, M.Sc, IPM yang juga Dekan Fakultas Teknik, Khairunnisa, S.Si, M.Pharm, Ph.D,Apt. yang juga Dekan Fakultas Farmasi, Dr. Maya Silvi Lydia, B.Sc. M.Sc yang juga Dekan Fakultas Ilmu Komputer & TI, Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed yang juga Sekretaris Lembaga Penelitian, Siti Salmiah, drg. Sp.KGA , yang juga Kepala Unit Layanan Terpadu – USU, Ir. R. Edhy Mirwandhono, M.Si yang juga Dosen Fakultas Pertanian, dan Dr. Dudut Tanjung, S.Kep, M.Kep.,Sp.KMB yang juga Dekan Fakultas Keperawatan.
Delegasi diterima langsung oleh Bupati Batu Bara, H.Ir.Zahir M.AP beserta stafnya di aula Kantor Bupati Batu Bara Jalan Perintis Kemerdekaan, Lima Puluh. Hadir bersama Bupati antara lain Asisten I Bidang Pemerintahan Rusian Heri, SH, M.AP, Kadis Kesehatan, drg. Wahid Khusyari, MM, Kadis Pertanian dan Perkebunan Muhammad Ridwan, SP, M.Agric, SC. Kadis PMD Radyansyah Fitrianda Lubis, S.Sos, Kadis Perikanan dan Peternakan Antoni Ritonga, SP, Sekretaris Bappeda Ruzan Siswa Yudha, ST, Sekretaris Dinas Kominfo Zulkarnain SE, M.Si, mewakili Kadis Pendidikan (Mewakili Bidang Paud, Pendidikan non Formal dan Pendidikan Kesetaraan) Syafrizal, serta turut dihadiri Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batu Bara H. OK. Faizal, SE.
Dalam sambutannya Bupati Batu Bara menyampaikan bahwa, beliau sangat berbesar hati atas kunjungan Senat Akademik USU. Pembangunan di Kabupaten Batu Bara sedikit mengalami hambatan karena pandemic COVID-19 yang melanda dunia selama hampir 2 tahun. Memasuki tahun 2022, muncul pula masalah inflasi daerah. Karena itu harus ada terobosan baru untuk mengatasi hal ini.
Oleh karena itu kehadiran akademisi sangat diperluan guna mencari terobosan-terobosan baru di saat-saat sulit seperti ini. Dikatakan, pemecahan masalah-masalah pembangunan perlu bersandar pada penelitian-penelitian ilmiah dengan melibatkan peranserta rerguruan tinggi. Oleh karenanya kehadiran Senat USU menjadi sangat penting bagi upaya peningkatan progress pembangunan di Kabupaten Batu Bara, terutama dalam pembangunan bidang pendidikan vokasi, manajemen pengelolaan kegiatan ekonomi sektor informal, pembangunan ekonomi kreatif, kesehatan masyarakat, pertanian dan peternakan, perikanan, termasuk dalam bidang infra struktur.
Bupati juga mengingatkan tentang MoU antara Pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan Universitas Sumatera Utara, yang sudah ditanda tangani 3 tahun yang lalu yang belum sempat direalisasi karena dunia dilanda bencana wabah Covid-19. Menyongsong tahun 2023 ini, Bupati mengharapkan kerja sama ini sudah dapat direalisasi.
Bupat yang juga Candidat Doctor pada Universitas Sumatera Utara, menyinggung tentang KKIN Tematik dan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar. Kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar prodi 20 s/d 40 SKS, dapat memanfaatkan wilayah Kabupaten Batu Bara sebagai wadah “kampus kedua” Universitas Sumatera Utara. Kabupaten Batu Bara ke depan yang sudah dicanangkan Pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Sei Mangkei) akan membuka peluang berkembangnya industri-industri dengan skala besar, akan membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja terdidik dan terampil.
Prof.OK.Saidin, SH.M,Hum dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya MoU itu Pemerintah Kabupaten Bara sudah dapat mengikat MoA dengan para Dekan yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara di mana semua Dekan ini adalah secara Ex Officio adalah Anggota Senat Akademik Universitas umatera Utara.
Kehadiran Senat Akademik Komisi D di Kabupaten Bara pada dasarnya adalah untuk Penguatan Kerja Sama antara kedua institutsi ini yang realisasinya akan dilaksanakan oleh eksekutif Universitas. Kehadiran Komisi D Universitas Sumatera Utara di Batu Bara ingin “menjaring” berbagai potensi yang ada di Kabupaten Batu Bara yang memungkinkan untuk dikerjasamakan dengan Universitas Sumatera Utara.
Setelah sambutan dari kedua institusi ini, acara diskusi, dilanjutkan dan dipimpin oleh Sekretaris Komisi D, Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes.
Kadis Perikanan, menyinggung tentang Kampung Nelayan Maju yang dicanangkan Kementerian Kelautan, Maritim dan Investasi Republik Indonesia. Kampung yang kalau air pasang digenangi air dan kalau surut ditutupi oleh sampah. Di sinilah tantangannya, bagaimana Pemkab Batu Bara menjadikannya Kampung Nelayan Maju.
Demikian juga dengan keberadaan Coldstorage yang dibangun di Pagurawan. Perkiraa semula Coldstorage ini akan berguna untuk menyelamatkan tangkapan nelayan, tapi kenyataannya rugi. Tapi di Medan yang tak ada laut da ikannya Coldstoragenya jusru dapat bertahan. Di sinilah perlunya kajian, perlu penelitian.
Demikian pula bibit ikan kerapu dari Aceh dibesarkan di Desa Dahari Silebar, harganya lebih tinggi Rp.10.000 per kg dari yang dibudidayakan di Aceh. Banyak yang dapat dilakukan di Batu Bara.
Program seperti apa yang dapat dikembangkan di Batubara sesuai dengan kultur masyarakatnya, dan itu perlu meleibatkan akademisi dari USU. Di Batu Bara sebaiknya dikembangkan tradisi Nelayan menangkap ikan, bukan mencari ikan. Untuk itu diperlukan teknologi untuk mendeteksi keberadaan ikan. Jangan dibiarkan nelayan turun melaut, tapi tak tahu di mana keberadaan ikan. Akibatnya banyak nelayan yang turun melaut tapi pulang tak mendapatkan hasil yang memadai. Di sinilah diperlukan pencerahan dari kalangan akademisi dengan menfaatkan teknologi perikanan.
Terkait bidang peternakan, ini juga mendapat perhatian yang serius. Di batu Bara banyak ternak sapi. Tapi para peternak tak punya kandang sapi. Akibatnya banyak penyakit sapi yang sulit untuk dihentikan penularannya. Tampaknya perlu ada kegiatan yang dilakukan untuk merubah prilaku para peternak. Kebiasaan peternak yang melepaskan hewan ternaknya yang menjadikan alam sebagai kandangnya perlu mendapatkan pembimbingan.
Bidang Kesehatan terkait persoalan stanting, ini juga menjadi bagian yan perlu diikirkan oleh kalangan akademisi USU. Standing dapat diatasi dengan mencamur asupan makanan dengan madu lebah, demikian penjelasan Dr. Dudut Tanjung, S.Kep, M.Kep.,Sp.KMB yang juga Dekan Fakultas Keperawatan USU.
Dalam bidang pertanian Varitas Padi yang cocok untuk lahan persawahan di Kabupaten Batu Bara perlu juga diteliti, di saming perlunya teknologi unuk peggemburan tanah yah sudah jenuh karena terus menerus menggunakan pupuk kimia.
Juga penangan pasca panen Padi dan hasil pertanian lainnya. Penangan hama tanaman khususnya tanaman cabai yang diserang dengan hama penyakit tanaman baru. Khusus tanaman cabai di Lubuk Cuik yang ditanam dengan sistem sorjan (bedengan dengan saluran air). Sistem ini memunculkan hama baru dan itu hanya bisa dibasmi dengan membongkar bedengan. Tapi itu terlalu mahal. Oleh karena itu bagaimana menghilangkan hama tanpa membongkar bedengan. Ini yang nanti diperlukan penelitian dan peranan akademisi dari Fakultas Pertanian USU.
Selain itu dibahas juga tentang Unit usaha Desa yang belum berkembang dengan baik yang memanfaatkan penyertaan modal dari pemerintahan Desa. Dana dan anggaran yang dikelola oleh Bungdes banyak yang dipergunakan belum maksimal, karena itu diperlukan pembinaan manajemen yang nantinya dapat memanfaatkan keahlian para dosen dari Fakultas Ekonomi USU. Seperti yang sudah dilakukan USU dalam membantu pengembangan batik di Tanjung Kasau. Atau seperti yang dilakukan USU terkait pemberian 10.000 bibit ikan untuk pengembangan budi daya ikan air tawar.
Selain itu dibincangkan juga pengembangan Desa Wisata . Desa wisata memerlukan pembenahan dan sentuhan yang nanti diharapkan USU dapat memberikan motifasi atau mengabdikan ilmu pengetahuannya terkait peningkatan sektor wisata desa yang pada gilrannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara.
Di samping itu dari aspek pendidikan, kegiatan vokasi perlu mendapat perhatian khusus, dengan memanfaatkan budaya lokal seperti Songket Batu Bara dan desain-desain yang dikembangkan dari bahan baku kain songket Batu Bara. Demikian juga terkait dengan kuliner lokal yang nanti bisa melibatkan Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara yang baru dibuka.
Kegiatan kunjungan ini, nantinya akan disampaikan oleh Komisi D Senat Akademik USU keada eksekutif universitas dalam rangka merealisasi MoU yang sudah ditandatngani. Untuk selanjutnya akan dituangkan ke dalam MoA. Kepada seluruh SKP Kabuoaen Bara dimintakan untuk “menjeput bola” langsung saja kontak dan berkomunikasi dengan para Dekan yang hadir hari ini”, pungkas Prof. OK.Saidin. (rel/am)