Nias, MPOL -Penyuluh agama merupakan sosok Penerang bagi umat yang bertugas memberikan bimbingan, edukasi, dan penyuluhan mengenai ajaran agama kepada masyarakat.
Baca Juga:
Kisah Penyuluh Agama Kristen (PAK) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias menjadi inspirasi dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan agama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
Sudi Agusriang Harefa menceritakan, pertama kali diangkat menjadi Penyuluh Agama Kristen Non PNS sejak tahun 2019 dan menjadi PPPK pada tahun 2023. Ia adalah sosok penyuluh yang berdedikasi tinggi serta beranggungjawab dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ia melaksanakan tugasnya dengan sungguh – s.ungguh dan penuh keikhlasan.
Dalam kesehariannya Ia menjadi motivator bagi teman-teman penyuluh Agama Kristen. Meskipun Sudi Agusriang melayani di daerah pedalamam yang termasuk daerah 3T namun tetap semangat mengabdi memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat.
Secara geografis lokasi penyuluhan Penyuluh Agama Kristen Kemenag Nias terletak di desa Loloana'a Kecamatan Gido Kabupaten Nias. Desa Lolo'ana'a ini merupakan salah satu desa terpencil yang ada di wilayah Kabupaten Nias.
Desa Lolo'ana'a memiliki jarak dengan Kecamatan Gido kurang lebih 6 Km. Dimana kondisi jalan menuju desa ini sangat memprinhatinkan dimana akses jalan yang bisa dilewati kendaraan baik roda 2 dan roda 4 sekitar 3 Km dan selebihnya hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
Sudi Agusriang Harefa menceritakan kepada Humas, Selasa (25/2/2025) bahwa perjalanan kami menuju desa Lolo'ana'a Kecamatan Gido dengan menggunakan kendaraan roda 2.
Sebagian akses jalannya tidak bisa dilalui oleh kendaraan sehingga kami harus menitipkan kendaraan di rumah warga yang merupakan batas jalan yang bisa dilalui kendaraan. Untuk sampai di Kantor Desa Lolo'ana'a sebagai tempat pelaksanaan penyuluhan tidaklah mudah karena harus memiliki tenaga yang ekstra dan fisik yang kuat karena akses jalan yang ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih sejauh 3 Km.
"Untuk sampai di desa ini kita harus jalan kaki dikarenakan jalannya masih berbatu dan melewati dua aliran sungai yang sudah diberi titian yang sifatnya darurat serta masih ada jalan setapak yang harus dilewati. Rumah warganya tidak padat namun jaraknya berjauhan dan kami melihat di desa Lolo'ana'a Kecamatan Gido dimana aliran listrik masih belum dinikmati oleh warga sekitar," lanjutnya.
Ia menuturkan, meskipun perjalanan yang harus ditempuh sangat sulit, namun kami bersyukur sudah bisa menunaikan tugas di desa Lolo'ana'a. Semua itu menjadi tantangan bagi kami sebagai penyuluh agama Kristen yang bertugas untuk menyampaikan pembinaan Agama agar masyarakat dapat mengalami pertumbuhan Iman.
Sudi Agusriang menyatakan bahwa pelayanan di desa Lolo'ana'a ini menjadi memori kehidupan yang tidak bisa dilupakan. Melayani di desa ini sungguh banyak suka duka yang dijalani mengingat perjalanan yang harus ditempuh. Hal ini menjadi pengalaman menarik mengingat melayani diwilayah tertinggal, terdepan dan terluar akan menjadi motivasi dalam berinovasi untuk bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat.
"Melayani di desa Lolo'ana'a sangat berkesan mengingat antusias masyarakat yang siap menerima pelayanan kami melalui pengarahan, pembinaan lewat bahasa agama," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Yuli Darmawati Zai yang ikut bersama-sama melaksanakan penyuluhan di desa Lolo'ana'a ini menyatakan bahwa sebagai penyuluh Agama harus setia dengan tugas dan tanggungjawab. Walaupun dengan perjuangan untuk menempuh medan perjalanan yang sangat menantang karena harus melewati gunung dan lembah dengan jalan kaki dan harus melewati sungai.
Pernyataan yang sama disampaikan Elianus Zai bahwa akses jalan yang ditempuh sungguh menegangkan apalagi kalau musim hujan jalan yang ditempuh susah untuk dilewati mengingat kondisi jalan yang begitu parah.
"Namun demikian itu tidak menjadi penghalang dalam melaksanakan tugas. Hal ini dikatakannya sebab penyuluh agama Kristen memiliki peran penting ditengah-tengah masyarakat untuk membantu mengarahkan, membimbing dan memberi penerangan melalui bahasa agama," tuturnya.
Selanjutnya Nistuti M. Bate'e sebagai teman sejawat sebagai penyuluh agama Kristen menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan penyuluhan ini kami lakukan sebagai dedikasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, kesetiaan menjadi kunci utama dalam menunaikan tugas kepenyuluhan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kelompok binaan yang mengedepankan motto Kementerian Agama yaitu Ikhlas Beramal.
"Kami telah membuat jadwal rutin pelaksanaan penyuluhan untuk setiap kelompok binaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik," sambungnya.
Nistuti M. bate'e sangat berharap adanya perhatian baik pemerintah Kabupaten Nias maupun pemerintah pusat untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah 3T khususnya di desa Lolo'ana'a agar proses pelaksanaan pelayanan penyuluhan agama semakin mudah untuk dijangkau.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News