Minggu, 23 Februari 2025

Saya Pewarta Injil, Kisah Martha Penyuluh Agama Kristen Non PNS Akhirnya Jadi PPPK

Abdul Haris - Minggu, 23 Februari 2025 17:52 WIB
Saya Pewarta Injil, Kisah Martha Penyuluh Agama Kristen Non PNS Akhirnya Jadi PPPK
Sibolga, MPOL - Kabar membahagiakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) diperoleh Martha Priska Lumbantobing, S.Th., pada 1 Januari 2025. Baginya, ini adalah buah dari doa, kesabaran, kerja keras, dan dukungan keluarga serta rekan-rekannya.

Baca Juga:
Gaji yang kecil tidak menyurutkan niat Penyuluh Agama Kristen (PAK) Non (Pegawai Negeri Sipil) PNS Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga menjalankan tugasnya menyuluh ke masyarakat. Bukan hanya aktif sebagai PAK Non PNS, namun juga aktif sebagai guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Sibolga, Persekutuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Kota Sibolga, Ina Kamis (kelompok ibu-ibu yang melaksanakan ibadah setiap hari kamis sekitar jam 16.00 WIB di gereja HKBP Kecamatan sarudik), Partangiangan (ibadah malam lingkungan gereja yang dimulai jam 20.00 WIB), Sekolah minggu (dimulai jam 07.00 WIB hingga jam 09.00 WIB dengan banyak anak 230 orang di gereja HKBP Kecamatan sarudik) dan Siraman Rohani Di RRI Kota Sibolga, Rabu (19/02).

Martha, panggilan akrabnya, menuturkan letak kantor sebagai tempat ia bertugas yaitu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sibolga Selatan bisa dibilang mempunyai jarak yang jauh dari rumahnya, namun hal itu tidak sedikitpun membuatnya menyerah. Dia tetap berpegang dengan niat menjalankan tanggung jawab untuk mewartakan firman Allah.

"Saya tahu menjadi Penyuluh honorer itu penuh tantangan disamping gaji yang kecil. Tapi melihat senyum dan semangat pada masyarakat di daerah binaan saya, semua itu terbayar," ujarnya mengawali kisah.

Awal jadi Penyuluh pada tahun 2020 hingga saat ini, Martha sempat mendapat gejolak penolakan dari pihak keluarga. Namun hal tersebut perlahan membaik berkat kesabaran Martha. Banyak lika liku perjuangan dilewati Martha selama menjadi Penyuluh Agama Kristen Non PNS. Ia juga pernah mendapat kata-kata kasar dari masyarakat di daerah binaannya.

"Suami saya dulu sering kali marah kalau saya pulang agak malam ke rumah. Dia pernah bilang, terus saja pulang seperti ini. Tidur saja kamu diluar. Berapa banyak gaji yang dapatmu sebagai Penyuluh itu. Namun saya selalu berikan pengertian dan penjelasan kepadanya hingga dia bisa menerima pekerjaan saya sebagai pewarta injil," ujarnya.

Dari ibu-ibu binaan, juga pernah berkata memang Penyuluh Agama sekarang kurang aktif, tidak menunjukkan peran sebagai Penyuluh. Kalau ada uang baru datang kemari. Pada hal saya selalu aktif. Sampai menangis saya mendengar itu. Namun saya ingat firman Allah pada Matius 6:1. Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

Di sela-sela kesibukannya sebagai PAK Non PNS, Martha juga memanfaatkan waktu luang sebagai guru di SMKN 1 Kota Sibolga dan juga memberikan bimbingan konseling personal kepada anak pecandu narkoba. Dengan kesabarannya, Martha berhasil mengubah anak tersebut menjadi baik hingga terbebas dari pengaruh narkoba dan obat-obatan.

"Selain menjadi PAK Non PNS, saya juga menyambi waktu luang sebagai guru pendidikan agama kristen di SMKN 1 Sibolga. Namun yang menarik dari itu semua, saya punya anak bimbingan konseling personal. Anak ini dulunya sangat bandal, pecandu obat-obatan dan juga ngelem. Puji tuhan, saya selalu membimbing dia kejalan roh Kudus, hingga akhirnya dia sekarang bisa kembali sekolah. Dulu sempat putus sekolah saat SMP, namun sekarang sudah kembali sekolah, sekarang sudah SMA atau SMK dia. Puji tuhan saya sangat bahagia bisa membimbing dia menjadi lebih baik dengan firman-firman Allah," terangnya.

Sebagai Penyuluh Agama Kristen Non PNS, ibu beranak 3 ini bertekad untuk terus mengabdi dengan sepenuh hati. Ia juga berencana untuk terus mewartakan injil di masyarakat agar dapat menjadi inspirasi bagi siswa-siswi dan masyarakat binaannya.

Martha menyoroti pentingnya aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak-anak sebagai aset berharga bangsa. Dengan menyadari bahwa moralitas dan nilai-nilai spiritual membentuk landasan kuat bagi perkembangan karakter individu, ia menggarisbawahi urgensi bimbingan rohani sebagai sarana untuk membantu para anak-anak tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

"Anak-anak adalah aset berharga bangsa ini. Melalui bimbingan rohani, saya berharap mereka dapat tumbuh sebagai individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Saya ingin mengajarkan kepada siswa-siswi bahwa kesuksesan bukan hanya dari nilai mata pelajaran yang tinggi, tetapi juga soal bagaimana kita sebagai domba Allah yang terus memgembala dengan semangat pantang menyerah. Saya ingat, Rasul Paulus mendorong pengabdian seumur hidup ini, ketika ia menasihatkan kita untuk menyerahkan tubuh kita sebagai "persembahan yang hidup" (Rm. 12:1)," pungkasnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Sibolga, Muhammad Rosyadi Lubis, S.H.I., berharap seluruh Penyuluh Agama Non PNS untuk tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.

"Ikhlas Beramal adalah logo dari kemenag. Harapan kami semakin banyak Penyuluh Agama yang seperti ibu Martha ini. Kemarin dari Penyuluh Agama Islam juga ada. Semoga seluruh Penyuluh Agama benar-benar menjadi suluh tauladan di tengah-tengah masyarakat Kota Sibolga yang berbilang kaum," tutup Kakankemenag Kota Sibolga.

Dari seorang PAK Non PNS yang merangkap pekerjaan tambahan hingga kini menjadi teladan bahwa setiap perjuangan memiliki akhir yang indah. Martha sekarang juga aktif melayani suluh di Penyuluh Mitra Kamtibmas (Pamkab) Kota Sibolga yang bekerjasama dengan Polres Kota Sibolga dan KUA Kecamatan Sibolga Selatan. (ARA). (Nas/rel)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru