Kamis, 06 Februari 2025

Ekonomi Hijau dan Hilirisasi UKMK Perempuan Petani Sawit Naik Kelas di Sumut

Eli Marlina - Kamis, 06 Februari 2025 15:27 WIB
Ekonomi Hijau dan Hilirisasi UKMK Perempuan Petani Sawit Naik Kelas di Sumut
Ketua Pelaksana Workshop yang juga bidang UKMK Samade Hendra Dermawanhadir Wakil Rektor II, Prof.Dr.Akrim, MPd, Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sumut Indra Kuspriyadi dan Mukhtar Sinaga, Sekretaris Karateker DPD Samade Sumut dan peserta Workshop berfoto bersama usai pembukaan workshop. (ist)
Medan, MPOL - Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) mendorong penuh hilirisasi kelapa sawit untuk Usaha Kecil Mikro Koperasi (UKMK) perempuan petani sawit naik kelas di wilayah Sumatera Utara.

Baca Juga:

Untuk peningkatan hilirisasi sawit bagi perempuan petani sawit yang menerapkan ekonomi hijau dan ekonomi biru tersebut, Samade gandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dengan roadshow workshop ke 12 provinsi, termasuk Kota Medan.


Samade menggelar kegiatan di Lapas Riau, Jambi dan Lampung. Lanjut ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Medan merupakan kota kedua karena potensi sawit dan UKMK cukup banyak. Rencana peserta 100, tapi peserta sudah daftar lebih.
Workshop Ekonomi Hijau dan Hilirisasi UKMK Perempuan Petani Sawit Naik Kelas di Wilayah Sumatera Utara digelar di auditorium UMSU Jalan Muhktar Basri Medan selama dua hari (6-7 Februari 2025).


Acara yang digelar Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) bersama BPDP itu dibuka Ketua Pelaksana Workshop yang juga bidang Usaha Kecil Mikro Koperasi (UKMK) Samade Hendra Dermawan Kamis (6/2/2025) di gedung auditorium UMSU Jalan Muhktar Basri Medan.


Hadir secara zoom di Jakarta Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Helmi Muhansyah. Di auditorium UMSU hadir Wakil Rektor II, Prof.Dr.Akrim, MPd, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Indra Kuspriyadi dan Mukhtar Sinaga, Sekretaris Karateker DPD Samade Sumut.


Hendra mengatakan Samade terus berkomitmen bagaimana menghasilkan hilirisasi produk turunan dari kelapa sawit yang bisa dikerjakan oleh perempuan petani sawit. Misalnya, lidi, daunnya bisa digunakan untuk produk kerajinan.
Hilirisasi kelapa sawit ini juga menurut Hendra, sebagai bagian dari program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045. "Asta cita yakni mendorong ekonomi hijau dan ekonomi biru serta tingkatkan hilirisasi," kata Hendra.


Dengan hilirisasi produk sawit, perempuan petani sawit, terutama UKMK mampu memenuhi kehidupannya. Selain bahan mentah tadi seperti lidi, juga minyak jelantah sawit bisa diolah lagi menjadi minyak murni, lilin aroma terapi, sabun mandi dan parfum.


Hendra sendiri sudah menggerakkan perempuan petani untuk hilirisasi produk melalui usaha yang dibentuknya CV Rumah Tamadun 2 Mei 2017. Tahun 2019, Hendra mengubah motto menjadi "Pusat Aneka Kerajinan Sawit Dunia".

Di sini dia bersama kaum perempuan mengolah produk turunan limbah sawit seperti Aneka tas lidi sawit untuk pria dan wanita, kotak tisu lidi sawit, sapu lidi sawit. Juga aneka sapu lidi sawit, souvenir gantungan kunci sawit, sabun minyak mentah jelantah, lilin aroma terapi, teh daun sawit. Ada lagi produk piring, mangkok, bakul nasi, tempat buah dan sebagainya.


"Jika produk turunan sawit dikembangkan menjadi produk lain maka banyak keuntungan yang diperoleh perempuan petani sawit. Kegiatan ini dari dana pengelolaan perkebunan," katanya.


Hendra mengatakan Samade bekerjasama dengan BPDP untuk mengembangkan produk hilirisasi sawit tersebut. Selama ini banyak tudingan negatif terhadap kelapa sawit, utamanya dari negara Barat.


Dia pun, selaku pengurus Samade dan Owner CV Rumah Tamadun menyuarakan ke negara Barat ketika diundang ke Washington DC bahwa sawit itu produk turunannya banyak sekali seperti Biodiesel 40 (B40) yang merupakan hilirisasi sawit makanya harga jadi tinggi. Banyak sekali turunan dari kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan.


"Hilirisasi sawit bagi perempuan petani sawit sangat berpotensi besar mengingat Indonesia saat ini merupakan produsen sawit terbesar dunia, lebih 40 persen minyak nabati dunia dari Indonesia," tegasnya seraya menambahkan saat ini harga TBS Rp3.000 per kg.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Helmi Muhansyah di Jakarta yang tampil secara zoom di acara workshop itu mengatakan kelapa sawit pengaruhnya masih sangat besar.


Tahun lalu sebesar 20 miliar dolar AS disumbangkan oleh kelapa sawit. Kurang lebih Rp320 triliun devisa disumbangkan dari negara kita.


Yang menarik lagi, katanya, banyak yang bisa kita gunakan dari kelapa sawit, lidi untuk kerajinan, tas, utk batik. Ada lagi untuk minyak goreng, minyak goreng merah juga jadi roti.


"Banyak yang bisa digunakan. Ini salah satu program pemerintah untuk hilirisasi," terang Helmi. Acara berlangsung dua hari itu diikuti mahasiswa, dosen dan pengusaha UKMK Kota Medan seperti keripik kentang dan anyaman ( ina)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru