Medan, MPOL -
Politisi senior PDIP Junimart Girsang akan menjadikan Kabupaten
Dairi sebagai sentra
ketahanan pangan di Sumatera Utara. Seluruh sumber daya yang dimiliki Pemkab akan digunakan bagi sebesar-besarnya mendukung aktivitas petani untuk bisa menghasilkan komoditi pangan.
Baca Juga:
Jika dipercaya rakyat memimpin
Dairi, Junimart akan mengalokasikan anggaran prioritas untuk membenahi infrastruktur jalan, irigasi dan pupuk serta bibit.
"Semua program pembangunan di sektor pertanian harus ditujukan kepada meningkatnya produksi pertanian serta penghasilan dan kesejahteraan petani kita. Jangan lagi terjadi, hasil panen bagus tapi harga jual anjlok.
Maka pemerintahan kita nantinya akan fokus memperhatikan dinamika kehidupan petani termasuk pemasaran dan harga jual," ungkap
Junimart Girsang saat berbincang dengan wartawan, pekan lalu di Medan.
Salah satu cara yang akan dilakukannya adalah mendatangkan pejabat Kementrian Pertanian ke
Dairi guna melihat langsung potensi dan tantangan pertanian di
Dairi. Agar komoditi yang ditanam sesuai dengan keadaan tanahnya, difasilitasi dengan bibit yang baik dan terjamin serta keterjaminan harga jual pasca panen.
Junimart tidak ingin ketika petani panen kemudian harga jatuh dan pemerintah seperti tidak mau tau.
"Saya selalu sedih setiap melihat berita atau menyaksikan petani yang membiarkan panen tanamannya dibiarkan teronggok di lahan karena harga jual yang rendah. Karena harga jual tidak bisa membayar upah panen, maka hasil panen dibiarkan membusuk. Hal yang seperti ini tidak boleh terjadi," tegasnya.
Untuk itu, Junimart berjanji akan mengenalkan manajemen pertanian modern. Caranya dengan menggandeng Kementrian Pertanian termasuk menambah secara signifikan kehadiran penyuluh pertanian untuk mendampingi para petani.
Salah satu contoh yang akan segera dieksekusi jika dirinya terpilih adalah menurunkan petugas Kementan untuk mengajari pembuatan dan penggunaan pupuk cair.
Mengingat murah dan mudahnya pembuatan serta pengadaan pupuk cair, serta efektipnya terhadap pertumbuhan tanaman, Junimart berobsesi adanya produksi pupuk cair massal.
"Kita turunkan petugas Kementan untuk mengajari petani
Dairi membuat pupuk cair. Ini secara massif dilakukan sehingga pupuk cair akan menjadi pilihan utama sehingga tidak ada lagi kelangkaan pupuk," ucapnya.
Begitu juga untuk menjaga terjadinya kerugian petani akibat harga jual panen yang jatuh, Junimart menyebut dengan manajemen pertanian yang digerakkan dan pendampingan pemerintah maka harga jual akan tetap terjaga. Termasuk dengan menggandeng Bulog untuk hadir aktif di Kabupaten
Dairi.
"Fungsi Bulog itu kan bukan saja menjaga stok tetapi juga harga. Tentu saja juga menjaga harga jual yang tidak merugikan petani," terang Junimart.
Di sisi lain, ia menegaskan akan mengalokasikan anggaran untuk permodalan bagi petani. Ia tidak ingin petani terjerat pengijon karena kekurangan modal tanam.
Ia akan menghidupkan kembali kegairahan kelompok tani. Keberadaan kelompok tani diharapkan menjadi mitra pemkab dalam ikut mensosialisasikan manajemen bertani modern, termasuk seleksi pemberian bantuan modal.
Selain itu, Junimart mencermati buruknya infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungkan antar desa menjadi salah satu faktor utama kendala harga jual panen. Untuk membenahi infrastruktur tersebut disebutnya tidak akan bisa jika hanya mengandalkan APBD
Dairi yang sebesar Rp1,2 T.
"Maka kita harus proaktif mencari anggaran untuk memperbaiki jalan ke Pemerintah Provinsi dan Kementrian PUPR. Mudah-mudahan saya akan punya cara sendiri agar dana perbaikan jalan dan jembatan dari pemerintah pusat bisa diturunkan ke
Dairi," tegas Junimart.**
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News