Tebingtinggi, MPOL - Penjabat Wali Kota Tebing Tinggi, Syarmadani mengucapkan apresiasi atas capaian kinerja dalam penanganan
stunting. Hal ini berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi
stunting Kota Tebingtinggi berhasil turun menjadi 10,4 persen, atau berkurang sekitar 9,2 persen dari tahun sebelumnya 2022 sebesar 19,6 persen.
Baca Juga:
Hal ini diungkapkan Syarmadani saat kegiatan Rakor (Rapat Koordinasi) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi Tahun 2024, yang dilaksanakan Dinas PPKB (Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana), Jumat (3/5/2024), di Café and Resto Pondok Bali Lestari Tebingtinggi.
Menurut Syarmadani, hal ini sudah menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan selama ini, sudah on the track, baik yang sifatnya intervensi ataupun pendukung lainnya. Dan banyak faktor-faktor lain termasuk juga pendekatan-pendekatan lain dari Camat, Lurah, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
Sejalan hal itu, Syarmadani juga berharap jalinan kolaborasi antar OPD dan Forkopimda serta stakeholder terkait, terus terjalin, termasuk di dalam memberikan pendampingan hukum.
"Didampingi pengerjaan kebijakan monitoring evaluasi, agar anggaran yang kita intervensi sesuai dengan programnya tadi. Jadi saya kira di sini, kebersamaan kita untuk melengkapi secara kolaborasi," harap Syarmadani.
Senada, Kepala Perwakilan BKKBN propinsi Sumatera Utara, Munawar Ibrahim, mengucapkan apresiasi atas capaian kinerja Kota Tebingtinggi, yang berhasil menurunkan angka prevelansi
stunting menjadi 10,4 persen.
"Apresiasi kami ucapkan kepada Kota Tebingtinggi, bisa turun sampai 9 persen, ini merupakan prestasi luar biasa," ucap Kakanwil BKKBN provinsi Sumut.
Dirinya pun mengajak kepada stakeholder terkait, agar lebih memberikan fokus kepada ibu hamil dan bayi batuta (bawah dua tahun) dari keluarga kurang mampu serta bagaimana dapat menghidupkan kembali Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
"Saya mau di Kota Tebingtinggi, Posyandu kita hidupkan kembali, sehingga kita bisa menurunkan laju prevalensi
stunting. Dan pada bulan 8 (tim Survei Kesehatan Indonesia melakukan survei lapangan), kita akan lihat hasilnya bersama," ujar Kanwil BKKBN provinsi Sumut.
Sebelumnya, Kadis PPKB Tebingtinggi, Nina Zahara melaporkan, kegiatan ini bertujuan mensinkronisasikan dan menyatukan komitmen, serta memastikan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting, antar organisasi perangkat daerah dan pemerintah Kecamatan/ Kelurahan serta mitra kerja maupun dengan pemangku kepentingan lainnya di tingkat kota Tebingtinggi.
"Kemudian tercapainya integrasi program pelaksanaan intervensi
stunting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan," ujar Kadis PPKB.
Adapun upaya – upaya yang telah dilakukan dalam rangka percepatan penurunan
stunting di Kota Tebing Tinggi, yakni pendampingan keluarga sasaran resiko
stunting yang dilakukan oleh kader TPK sebanyak 120 tim atau 360 orang di 35 Kelurahan dan program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting).
"Dengan pemberian bantuan berupa susu balita
stunting selama 6 bulan sebanyak 71 balita dan 25 ibu hamil dan menyusui, dan kegiatan ini akan dilakukan pertemuan selanjutnya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut," kata Kadis PPKB.
Kegiatan
Rakor Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi Tahun 2024, dihadiri perwakilan unsur Forkopimda, dan OPD terkait.**
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News