Gandi: Saya Sangat Menghargai Semua Nasehatmu, Selamat Jalan Pak TB Silalahi Sampai Jumpa di Surga

Selasa, 14 November 2023 | 11:39 WIB

Medan,MPOL: “Selamat sampai di Surga dengan Juru Selamat Jesus Kristus, cepat atau lambat kami akan menyusul Amang ke Surga. Semoga kami generasimu meneruskan cita-cita luhurmu”.

Ucapan turut berduka ini disampaikan Kordinator Wilayah (Korwil) Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Sumatera Utara (Sumut), Drs Gandi Parapat atas meninggalnya TB Silalahi, Selasa (14/11/2023).

Dalam kenangannya, Gandi Parapat pernah tidak menghormati TB Silalahi saat akan menggelar Perayaan Natal di Silangit,Tapanuli Utara dalam rangka pencanangan/peletakan batu pertama Bandara Silangit jadi Bandara Internasional, karena kesalapahaman.

“Ketika pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat itu) kunjungan ke Sumba, di SMS saya “Gandi Sumba ini gersang, Tapanuli sorga dunia, mau kita bangun itu”. Saya langsung respon, bapak sangat kami butuhkan membangun Tapanuli”,kata Gandi.

Maka pada 29/10/2012, masyarakat Batak pun beraudiensi ke Menteri BUMN.

Sebelumnya Gandi sudah membujuk yang dinilainya tokoh Batak, tapi tidak ada yang perduli. Rencana dari Medan 15 orang dengan dibiayai Nelson Matondang (alm) sesuai dengan rapat mendadak.

Tetapi pada 26/10/2012, Nelson M menghindar tanggungjawab. Seterusnya pada 28/10/2012, jumpa dengan sahabatnya di Lapo Ondihon Jl Pramuka, yang kebetulan RAY Sinambela dan keluarga sedang di Jakarta.

Sebelum brrbicara formal, Gandi lebih dulu beelrtanya berapa menit audiensi, karena Menteri memberi waktu bisa satu jam pukul 8-9 pagi.

Dalam audiensi ke Menteri BUMN itu Gandi meminta agar masing-masing memperkenalkan diri, karena Gandi Parapat mengambil judul ‘Pertemuan Masyarakat Batak dengan Menteri BUMN’.

Saat itu menteri mengajak masyarakat Batak bersama sama membangun Tapanuli/Taput, menteri tau orang Batak banyak yang hebat.

“Tidak perlu repot membangun Taput itu, cukup kita bangun Bandara Silangit menjadi bandara Internasoonal. Kalau ada dua pesawat dari luar negeri tiap hari melihat Danau Toba dan keberadapan Batak pasti sangat membantu perekonomian penduduk setempat.Kalau dari Medan ke Parapat, touris takut karena jalannya”, demikian Menteri BUMN Dahlan Iskan saat pertemuan itu.

Pencanangan Bandara Silangit diputuskan pada 23/12/2012 sekaligus perayaan Natal Masyarakat Batak dengan Menteri BUMN.

Usai audiensi Menteri BUMN memakaikan ‘Topi Coby’ kepada Gandi Parapat, pertanda kerjasama karena sangat bermakna, hingga dilanjutkan foto bersama.

Dalam perjalanannya, panitia ada kesalahpahaman, seperti panitia tidak menghormati TB Silalahi.

Pada tanggal 21/12/2012, panitia, tokoh masyarakat Bekman Hutabarat bertemu dengan Menteri BUMN setelah pulang dari Belanda. Panitia pun mengalah membatalkan Perayaan Natal tersebut atas pertimbangan menteri walaupun panitia sudah mendapat doa dari beberapa orang masyarakat Batak yang tinggal di luar negeri.

Audiensi Masyarakat Batak ke Menteri BUMN Dahlan Iskan (29/10/2012) Pencanangan Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional sekaligus panitia Natal.(dok)

Untuk merancang acara pencanangan, pada tgl 10/1/2013, Gandi bersama timnya tidak ikut lagi, karena semua sudah diatur TB Silalahi dengan Kementerian BUMN.

“Saat itu, tepat pukul 6 pagi, 11/1/2013, kami ikut mendampingi Menteri BUMN percobaan kereta api ke Kualanamu, setelah itu ke PTPN III, terus ke Bandara Polonia yang sudah ditunggu pak TB”, kata Gandi.

” Melihat pak TB Silalahi yang sudah duluan di VIV Polonia, saya mau menghindar. Tapi karena saya menghormatinya, saya salam dan minta maaf serta mengucapkan selamat tahun baru. Raut wajah pak TB Silalahi ada kemarahan dan menyatakan Gandi ini paling sombong di dunia. Saya telpon, sms tidak mau”, kata TB saat itu.

“Untuk minta maaf yang serius, saya pun memeluknya dan berphoto bertiga bersama pak Dahlan”, sebut Gandi.

“Setelah itu saya rasakan kebaikan amang TB Silalahi, dan sering saya dikasih duit”, lanjut Gandi Parapat.

Gandi juga mengenang pada acara kegiatan marga Silalahi yang ribuan orang menghadirinya di Balige.

“Seminggu sebelum saya diundang melalui HP dan akan diperkenalkan dan diberi waktu untuk menyampaikan kata sambutan. Untuk memastikan kehadiranku, saya ditawarkan fasilitas mobil atau pesawat dan penginapan di Balige, tapi saya tolak fasilitas itu. Saya naik mobil koran sampai di Balige di rumah Tonggo Pardede dan ketiduran hingga terlambat ke acara”,.

“Pas saat pak TB Silalahi mau turun dari podium setelah pidato, saya salam dan minta maaf terlambat karena tertidur di rumah Tonggo Pardede. Saya diminta agar duduk dibarisannya, tapi saya minta maaf untuk mencari duduk di belakang”, sebut Gandi.

Tamu-tamu dari Medan pun saling berbisik dan kedengaran menyebut ‘datang sigila itu’, seperti tidak senang dengan kehadiran saya.

“Saat acara makan siang, saya sadar tidak sehebat mereka, tidak ikut ke VIV lantai 2 tempat makan dan cengkrama. Kami ikut antri mengambil nasi.

Tiba-tiba ada orang ganteng seperti mencari seseorang. Saya tidak dilihat karena pendek dan saya menegor cari siapa pak?, langsung dia bilang disuruh pak TB Silalahi makan diatas.

Saya dan Tonggo didampingi pak TB pun mengambil nasi dan duduk bertiga di meja bulat, membuat orang berbisik. Tapi kami tidak memperlulikan itu semua.

Sebelum makan, saya melipat tangan dan bersyukur sambil meneteskan air mata. Habis makan, kami berdua duluan pamit dan dipesan pak TB Silalahi agar besoknya pukul 11 pagi jumpa di Polonia Medan.

Dipinggir jalan, jumpa lagi dengan tokoh dari Medan dan tidak ada yang mengajak agar saya naik mobil mereka, padahal mereka tau saya sekalian menunggu bis ke Medan.

Keesokan harinya pkl 10.45, saya salam pak TB di VIV Polonia dan langsung menyodorkan amplop dan menyatakan surat ini kasih sama inang/istri mu, sambil bertanya “Gandi, di samping yang ber LSM- LSM itu apa pekerjaan mu. Baik-baik kau ya amang, kalau ada yang sulit kasih tau” .

Menuju Teladan dengan mengenderai sepeda motor karena ikut Panitia Natal Oekumene, Gandi hampir tabarakan. Karena mengingat pertanyan pak TB Silalahi “disamping yang ber LSM LSM itu apa pekejaanmu”.

” Pak TB Silalahi mengenal saya dari yang merasa tokoh, dan tidak yakin dengan saya bisa menggelar Natal di Silangit dalam rangka Pencanangan Bandara Internadional”.

Pelajaran tidak formal terutama kepribadian menghormati orang ada saya dapat dari pak TB Silalahi. Pernah saya dimarah pak TB Penasehat Presiden sangat serius karena berita di salah satu media nasional. “Tadi pkl 8.30 saya dipanggil presiden SBY gara gara berita komentar mu”.

“Saya sangat menghargai semua nasehat itu. Untuk itu, Selamat jalan Pak TB Silalahi, sampai jumpa di Surga”, pungkas Gandi Parapat.***