Kamis, 21 November 2024

Satika Simamora 'Sindir' JTP 'Berbudaya' Atas Tragedi Chaos Pilkada Taput 2018 Dan Insiden Simangumban/Pahae Jae

Darwin Manalu - Minggu, 10 November 2024 16:05 WIB
Satika Simamora 'Sindir' JTP 'Berbudaya' Atas Tragedi Chaos Pilkada Taput 2018 Dan Insiden Simangumban/Pahae Jae
Ist
Nampak calon bupati nomor urut 1 Satika Simamora saat melontarkan pertanyaan ke calon bupati JTP nomor urut 2 pada debat kandidat.
Taput, MPOL -Calon Bupati Tapanuli Utara (Taput) nomor urut 1, Satika Simamora, mempertanyakan komitmen Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat untuk berkontestasi secara fair , berbudaya dan bermartabat di Pilkada Serentak 2024.

Baca Juga:
Mengingat JTP Hutabarat bersama tim suksesnya diduga terlibat membuat chaos Pilkada Taput 2018.

" Apakah kejadian ini akan terulang lagi pada Pilkada 2024 oleh tim saudara. Karena dalam visi Anda mengedepankan kata berbudaya, namun bertolak belakang dengan fakta sebenarnya,"
sindir Satika Simamora dalam debat kandidat perdana secara langsung kepada JTP Hutabarat, Jumat siang (8/11).

Satika menguraikan satu persatu kasus anarkis tim JTP pada tahun 2018 berdasarkan hasil video.

Salah satunya dugaan pembakaran kantor Bawaslu Taput, demo, penyanderaan para komisioner serta staf KPU dan pencurian kotak suara di Kantor Camat Siborong-borong pada Pilkada Taput 2018.

Tragedi tersebut, menurut dia, hampir menyebabkan chaos di Kabupaten Taput dan baru berhenti setelah ada rekaman video yang menunjukkan bahwa insiden dimaksud diduga dilakukan oleh timses JTP dimana sekarang masih masuk dalam Daftar Pencarian Orang atau DPO.

" Apakah kejadian serupa akan dilakukan lagi dalam Pilkada Tahun 2024 ini," tanya Satika kembali.

Tak cukup sampai di situ, Satika pun mempertanyakan penyebaran foto-foto hoaks asusila mirip dirinya yang diduga dilakukan oleh TN dan BS, serta dugaan perencanaan pembunuhan kepada mantan Bupati Taput, Nikson Nababan dan paslon mereka di Kecamatan Simangumban dan Pahae Jae pada Rabu, 30 Oktober lalu, seusai kampanye dari dua kecamatan tersebut.

Pada sesi tanya jawab antara dua Paslon Bupati itu, Satika lanjut bertanya atas insiden di Kecamatan Simangumban dan Pahae Jae dan tragedi 2018.

Apakah Kapolres yang menangkap dan memenjarakan pelaku itu adalah playing victim. Yang terpenjara itu semua adalah permainan.

Berbicara budaya, dimana Dalihan Natolu itu. Ibu-ibu telanjang disana. Dari seorang ibu yang saudara rusak mentalnya, apa yang akan terjadi dengan keturunannya.

" Mimpi apa lagi yang akan saudara berikan ke Tapanuli Utara. Ibu-ibu dan tim sukses saudara telanjang di KPU berhari - hari ber demonstrasi. Mimpi apalagi, etika apa lagi dan budaya apa lagi yang akan anda berikan ke Tapanuli Utara ini," ungkapnya.

Satika juga membantah disebut playing victim dan biar dikasihani. "Jangan saudara bilang kami playing victim, kami yang merasakan. Tim sukses saudara yang menghina kami saat di simangumban, itu semua ada videonya," tegasnya.

Dan setelah itu, tim saudara memotong dan mau menabrak saya. Itu semua fakta yang terjadi, karena saya ada di lokasi. Saya tidak mau playing victim dengan itu.

" Saudara yang hoax, saudara yang playing victim, karena saudara tidak ada dilokasi. Untuk itu kalau kita calon pemimpin, jangan sekali-sekali membuat pembohongan publik. Bila salah katakan salah, dan bila benar katakan benar," sebutnya.

Merespon hal itu, JTP Hutabarat mengatakan visinya adalah menjadikan Kabupaten Taput berbudaya karena mereka ada di Tanah Batak, ditambah lagi memaknai simbol Dalihan Natolu.

" Artinya, dalam kehidupan ini adat dan budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat batak yang menjunjung tinggi adat serta budaya," cakapnya.

Soal sejumlah insiden saat Pilkada Taput 2018, JTP terkesan ngeles dengan menjawab bahwa hal itu merupakan dinamika dalam berdemokrasi.

"Saat itu saya juga mengetahui apa yang terjadi dan itu rasanya harus kita tinggalkan," ujar dia.

Mengenai kejadian di Pahae Jae dan Simangumban, menurut JTP, biarlah polisi yang melakukan penyelidikan siapa yang benar dan bersalah dalam permasalahan ini.

"Saya kira sejauh ini polisi sudah melakukan tugasnya dengan baik, biarlah aparat penegak hukum yang nantinya menentukan siapa yang benar dan bersalah. Polisi hingga saat ini menjalankan tugasnya secara profesional," imbuhnya.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru