Maraknya Begal dan Video Sadis, Begini Tanggapan  Kombes (purn) Dr Maruli Siahaan SH MH

Rabu, 12 Juli 2023 | 17:08 WIB

Medan,MPOL: Video-video viral di media sosial (Medsos) yang mempertontonkan kesadisan pelaku begal, perampok dan kejahatan lainnya telah menimbulkan ketakutan dan keresahan masyarakat. Bila video kesadisan itu terus dibiarkan viral maka dikwatirkan masyarakat akan takut melakukan aktivitas.

 

 

Kondisi yang terjadi saat ini mendapat tanggapan dari tokoh masyarakat Sumatera Utara Kombes Pol (purn) Dr Maruli Siahaan SH.MH. Dia meminta agar penyidik Cyber Crime Polri dan Dinas Komunikasi Informasi Propinsi Sumut berperan aktif melakukan patroli siber untuk menutup video-video viral sadistis tersebut.

 

 

Contohnya video viral seorang pria yang dengan sengaja menutup wajahnya agar tidak dikenali menyebutkan ”Khusus Medan Sumatera Utara, ada 11 jalanan rawan begal kota medan. Dia menyuruh agar videonya di share kepada teman dan keluarga. Kemudian video viral dengan pelaku begal, ke empat kaki dan tangannya dopotong dan dibiarkan bergelepar, yang narasinya disebut kejadian di Binjai.

video viral yang menimbulkan ketakutan bagi masyarakat yang menonton.(dok).

 

 

”Cyber Crime harus difungsikan. Tutup video sadistis dan lacak pelaku yang mengunggah atau meng upload gambar atau video tersebut karena perbuatannya sudah menimbulkan ketakutan dan keresahan masyarakat. Bila memungkinkan jerat mereka dengan UU ITE,” tegas purnawirawan Polri itu.

 

 

”Tidak semua video viral yang sadis itu kejadiannya berada di Sumatera Utara atau di Indonesia. Banyak video sadistis yang terjadi di negara lain namun dalam narasinya disebut di wilayah Sumatera Utara. Hal seperti akan menimbulkan ketakutan dan keresahan ditengah masyarakat dan disinilah fungsi Cyber Crime untuk mendeteksi lokasi kejadian yang sebenarnya sekaligus melacak pelaku yang mengunggah video dimaksud,” jelas Maruli.

 

Video sadis yang sempat viral terjadi di luar negeri yang dinarasikan terjadi di Binjai.(dok).

 

 

Kemudian, sambung mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan (d/h Poltabes Medan red) itu, agar  mengaktifkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat, memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat khususnya yang berada didaerah  rawan tindak kriminal. Dalam hal ini, peran Bhabinkamtibmas memetakan daerah-daerah rawan. Dan saat ini keberadaan Siskamling atau Pam Swakarsa harus diaktifkan lagi.

 

 

Binmas juga salah satu ujung tombak yang harus difungsikan untuk melakukan pendekatan (preemtif) disamping peran Sabhara yang harus bisa membangun keberadaan polisi ditengah-tengah masyarakat.

 

 

Mantan Kapolsek Medan Kota (D/h Medan Teladan) dan Kapolsek Medan Baru itu menjelaskan, Bhabinkamtibas tidak hanya bagian dari Polri yang bertugas memelihara Kamtibmas, penegakan hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

 

 

Namun Bhabinkamtibmas juga garda terdepan yang berkewajiban hadir dalam setiap aktivitas masyarakat. Karena itulah Bhabinkamtibmas dibentuk sebagai pelaksana Polmas  (Polisi masyarakat) di desa dan kelurahan sebagaimana peraturan Kapolri no 3 tahun 2015 tentang pemolisian masyarakat. Artinya, Bhabinkamtibmas harus bisa mendeteksi segala yang terjadi di wilayah kerjanya, dibantu petugas intelijen kepolisian.

 

 

Selain upaya preemtif, jelas mantan Kepala Bidang Hukum (Kabidkum) Polda Sumut itu, kring reserse harus diaktifkan bekersama sama dengan Siskamling , sebagai garda terakhir penindakan hukum (Refresif).

 

 

Bakal Caleg DPR RI Dapil Sumut I Partai Golkar itu mengaku banyak terima aduan dari mahasiswa kalau mereka takut keluar malam apalagi dengan kejadian yang menimpa seorang mahasiswa UMSU yang tewas dibegal,  sepertinya begal sangat bebas membawa senjata tajam dengan konvoi dijalan.

 

 

”Mencermati kondisi dilapangan, kita sangat mendukung Walikota Medan, Kapolrestabes Medan dan Dandim 0201/BS  menembak mati begal atau perbuatan sadis dalam konsisi overmacht (Keadaan terpaksa), dan perlu diberitahukan kepada keluarganya perbuatan pelaku sehingga tidak terjadi pelanggaran HAM,” tegas Maruli.

 

 

Selain begal dan geng motor, tambah basik reserse di kepolisian itu, aksi pencurian sepeda motor harus menjadi atensi. Semua peristiwa pidana baik yang viral maupun yang tidak terekspos harus menjadi atensi untuk dilakukan tindakan hukum.

 

 

Ayah empat anak yang sukses meniti karir di Kepolisian, TNI AD dan AU itu mengatakan, meningkatnya aksi kriminal jalanan harus disikapi apa akar masalahnya. Ketahui dulu akar masalahnya baru bisa dicari solusi. Kalau akar masalah tidak diketahui dan tidak dapat diberikan jalan keluar maka kejadian serupa akan terulang kembali.

 

 

”Artinya, setiap perbuatan ada akar masalahnya. Jangan kita langsung justise tanpa mengetahui akar masalah yang sebenarnya,” tutupnya.***