Medan, MPOL:Keluarga korban kebakaran di Jalan Berlian Sari Dalam, Kelurahan Kedai Durian, Kec Medan Johor masih meninggalkan luka mendalam. Rumah semi permanen peninggalan kakek dan orangtua mereka yang selama ini ditempati harus rata dengan tanah akibat dilahap sijago merah karena arus pendek listrik.
Baca Juga:
Tidak ada barang yang tersisa selain satu unit sepeda motor dan pakaian yang mereka pakai saat kejadian.
Beruntung mereka masih selamat, hanya mengalami kerugian materi. Hingga saat ini, bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban merekapun tidak ada.
Anak-anak korban kebakaran mengais puing-puing mencari barang yang bisa untuk mereka pergunakan.(jostambunan).
Harapan mereka untuk mencari nafkah pun sirna seketika karena biaya hidup yang hanya dari jualan minyak bensin eceranpun telah hangus.
Namun, secercah harapan muncul tiba-tiba. Tuhan memberikan "penyambung" hidup mereka melalui seorang tokoh masyarakat yang peduli dengan nasib warga kawasan Jalan Berlian Sari.
Dia adalah Pak Harun yang akrab disapa Pak Alun. Pria yang sudah berusia 73 tahun dan dikenal luas dikalangan masyarakat Tionghoa itu di kota Medan itu langsung memberikan rumahnya untuk ditempati dua keluarga yang berjumlah 8 orang tersebut.
Korban kebakaran dirumah penampungan sementara milik tokoh masyarakat Tionghoa,
Pak Harun/Alun di Jl.Berlian Sari, Kel Kedai Durian, Kec Medan Johor.(jostambunan).
Lengkap dengan perabot rumah tangga dan makanan disediakan Pak Alun untuk mereka. Bahkan, pakaian sekolah untuk anak merekapun dibelikan termasuk pakaian untuk keluarga.
Walau wajah mereka masih tampak bersedih, namun tatkala disambangi wartawan, mimik mereka terkihat mulai cerah, apalagi setelah tokoh masyarakat itu menjanjikan akan membangun rumah mereka kembali.
"Saya akan memperhatikan kehidupan mereka. Selama proses pembangunan rumah yang terbakar itu, mereka akan berada dirumah saya ini. Kebutuhan sehari-harinya saya yang tanggung. Orang-orangnya seperti inilah yang sangat layak untuk dibantu," kata Pak Alun.
Pak Alun mengaku, pembangunan rumah mereka dibantu Yayasan Budi Luhur yang mana dirinya selalu ketua dan walau dirinya mampu untuk membantu membangun rumah para korban dan menyediakan makanan sehari-harinya namun dia sangat menyayangkan kurangnya kepedulian pemerintah terhadap korban kebakaran tersebut sebab pasca hari ketiga kebakaran para korban belum ada menerima bantuan apapun.
"Mereka ini hidup dari jualan minyak eceran. Bisa kita bayangkan berapalah untung yang mereka dapat setiap hari. Untuk makan sehari-harinya saja susah," ujarnya.
Pasca kebakaran ini, sambung tokoh masyarakat itu, hanya keluarga dekatnya yang datang membawa makanan. Sangat prihatin kita melihat. Mereka butuh perhatian.
Diapun berjanji dalam waktu yang tidak lama, selalu Ketiga Yayasan Budi Luhur akan segera menyelesaikan pembangunan rumah itu agar supaya keluarga mereka dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Ely dan Rohani didampingi anak dan keluarga mereka mengaku sangat terharu dengan kepedulian pak Alun.
Sembari meneteskan air mata, mereka bagaikan tak sanggup berkata-kata lagi melihat betapa besarnya bantuan yang diberikan tokoh masyarakat Tionghoa tersebut.
"Kalau bukan karena Pak Alun, kami tidak tahu lagi kemana kami akan mengadu. Semua disediakannya untuk kami. Semoga pak Alun diberikan umur yang panjang dan dilimpahkan rezeki buat bapak dan keluarganya," kata Ely dan Rohani diamini anak-anak dan keluarganya.
Mereka mengaku, sosok Pak Alun sudah lama mereka tahu, peduli kepada sesama tanpa melihat latar belakang seseorang. Bahkan, mereka mengatakan, tidak menyangka kalau pak Alun bisa berbuat lebih dari yang mereka perkirakan.
"Sampai saat ini belum ada yang kami kenal sebaik pak Alun. Semoga kedepan ada seperti pak Alun yang berjiwa sosial tinggi yang mau membantu orang miskin seperti kami ini," imbuhnya.
Selain korban kebakaran, keluarga mereka yang datang dari daerah jauh turut merasa terharu menyampaikan simpati dan doa buat pak Alun atas kepedualiannya yang tinggi. "Semoga Tuhan memberikan umur yang panjang dan rezeki yang berlimpah buat pak Alun dan keluarganya," ucap mereka.
Diketahui, rumah semi permanen peninggalan kakek mereka itu terbakar Rabu (11/12) sekitar pukul 19.00 wib. Api muncul dari atap kabel diatas meteran listrik dan secepat kilat membesar sejurus dengan api menjilat minyak eceran yang ada di botol air mineral, yang merupakan jualannya sehari-harinya.
Rumah semi permanen itu berada persis disamping komplek perumahan elit yang kini sedang tahap pembangunan.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan