Penerapan Pembelajaran Exchange Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Partisipasi Mahasiswa Profesi Keperawatan

Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar mengajar termasuk pada perkuliahan keperawatan seperti mengkomunikasikan ide, gagasan dan pendapat antar mahasiswa dan antara dosen dengan mahasiswa, sehingga mahasiswa memiliki minat dalam belajar. Dengan komunikasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa dapat mendiskusikan mengembangkan dan menyalurkan aspirasi serta pendapat-pendapat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, pembaharuan dalam bidang pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satunya yaitu dengan penerapan model pembelajaran Exchange based learning.

Exchange based learning merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memungkinkan para peserta mengungkapkan perasaan, membandingkan pandangan pertukaran pengalaman. Debat tentang masalah etika dapat mengekspos nilai yang mendasari perbedaan antara profesi. Permainan yang memainkan hubungan kerja antara profesi dan antara organisasi dapat meringankan belajar tetapi tetap berisi konten serius. Studi kasus dapat meningkatkan peran aktif peserta dari profesi yang berbeda untuk memperkenalkan pemahaman yang berbeda dan menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap respon kolaboratif. Metode ini juga merupakan kematangan dalam belajar dimana pebelajar tidak hanya menunggu materi yang diajarkan pendidik, tetapi pebelajar mencari dan memanfaatkan sumber-sumber belajar secara proaktif bahkan bisa sama-sama menemukan dan mengembangkan materi.

Exchange based learning merupakan bentuk kolaborasi belajar atau belajar kooperatif (learning cooperation). Apabila dikaji dari sisi perkembangan teori belajar merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang menekankan pada student centered, di mana peserta belajar tidak hanya semata-mata pasif maupun reaktif tetapi sudah pada tahapan pembelajaran yang proaktif atau antisipatif.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Exchange based learning, tentu saja terlebih dahulu Dosen harus membuat desain (skenario) pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaanya. Pada intinya pengembangan setiap komponen Exchange based learning dalam pembelajaran dapat dilakukan seperti, mengukur kemampuan awal pebelajar, mengidentifikasi kebutuhan belajar, bisa dilakukan dengan wawancara, diskusi, maupun curhat selanjutnya merumuskan dan melakukan kontrak belajar sebelum mengawali kegiatan pembelajaran, merumuskan materi belajar, memilih media belajar yang sesuai, menciptakan suasana pembelajaran yang harmonis, saling mengisi materi pembelajaran antara pebelajar dengan pengajar ataupun pebelajar dengan pebelajar, melakukan evaluasi pembelajaran secara bersama-sama, terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan perbaikan dan pemantapan keterampilan.

Keunggulan dari Exchange based learning antara lain; ada pengalaman nyata, ada seorang tutor atau sumber ahli, tanpa guru ataupun tutor pembelajaran tetap bisa berjalan, antara peserta didik pendidik dan tutor bisa sama-sama belajar bahkan peserta didikpun bissa menjadi tutor, suasana pembelajaran lebih harmonis karena ada kedekatan diantara warga belajar, bisa menggunakan berbagai sumber belajar, evaluasi pembelajaran dilakukan secara bersama sehingga penilaian lebih objektif dan sekaligus memberikan penyadaran langsung. **