Sabtu, 06 Juli 2024

Gangguan Istirahat dan Tidur Pada Penderita Hipertensi

Dr.Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS & Ummi Kalsum Sundari Ritonga, S.Kep., NS (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
Redaksi - Jumat, 05 Januari 2024 14:15 WIB
Medan, MPOL - Hipertensi menurut World Health
Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap. Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).

Baca Juga:

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.


Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang – ulang dan masing – masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.


Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.

Gangguan istirahat dan tidur pada hipertensi terjadi ketika seseorang tidur dengan durasi yang terlalu lama atau buruk, yang dapat mengakibatkan gangguan metabolisme dan meningkatkan risiko hipertensi. Penderita hipertensi yang tidur dengan cukup, yakni 7 hingga 8 jam dalam sehari, memiliki risiko terkena stroke sebesar 5 persen Namun, jika tidur lebih dari 8 jam dalam sehari, risiko terkena stroke bisa naik hingga 2 kali lipat.

Hipertensi dapat menyebabkan gangguan istirahat dan tidur pada penderitanya dikarenakan: tekanan
darah tinggi dapat memengaruhi struktur pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat berakibat pada gangguan tidur.


Selain itu, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, jantung berdebar, dan kegelisahan, yang semuanya dapat mempengaruhi kualitas tidur dan istirahat.

Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan serebral, yang juga dapat berdampak pada pola tidur dan istirahat.

Beberapa penyebab gangguan istirahat dan tidur pada penderita hipertensi seperti : Aktivitas simpatik pada pembuluh darah yang meningkat,
Gangguan psikologi, seperti stres, kecemasan, dan depresi, Efek samping obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi, Gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan berserat dan berasal dengan rokok


Biasanya gejala yang sering terjadi itu : Kesulitan tidur di malam hari, Waktu bangun dan tidur yang tidak teratur. Gerakan tungkai abnormal saat ingin tidur, Mengalami kepala terasa nyeri,terutama di bagian tengkuk, pusing, sering mimisan, telinga berdenging, dan pandangan kabur

Adapun Dampak buruk gangguan istirahat dan tidur pada penderita hipertensi dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti: Peningkatan risiko hipertensi: Pola tidur yang buruk, seperti gangguan tidur, kualitas tidur yang buruk, dan durasi tidur yang pendek, dapat meningkatkan risiko hipertensi, Kesulitan tidur: Gangguan pola tidur dapat menyebabkan sikap tidur yang sulit untuk ditutup, yang dapat meningkatkan stres dan rasa lelah, Masalah kesehatan mental: Gangguan istirahat dan tidur dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental, seperti depresi dan stres, Penurunan kualitas kehidupan: Penderita hipertensi yang mengalami gangguan istirahat dan tidur dapat mengalami penurunan kualitas kehidupan akibat kekhawatiran dan nyeri yang disebabkan oleh gangguan pola tidur, Komplikasi lebih lanjut: Gangguan istirahat dan tidur dapat meningkatkan risiko komplikasi lebih lanjut, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, dan gangguan otot.


Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan istirahat dan tidur pada hipertensi antara lain: Menjaga pola tidur yang teratur: Pasien hipertensi disarankan untuk menjaga pola tidur yang teratur dengan waktu tidur yang cukup dan konsisten setiap hari, Menghindari stimulan: Pasien hipertensi disarankan untuk menghindari konsumsi kafein, alkohol, dan rokok, terutama menjelang waktu tidur, Terapi relaksasi: Terapi relaksasi, seperti meditasi dan yoga, dapat membantu pasien hipertensi meredakan stres dan meningkatkan kualitas tidur, Terapi farmakologi: Pemberian obat-obatan yang tepat dapat membantu mengatasi gangguan pola tidur dan meningkatkan kualitas tidur bagi pasien hipertensi, Pemberian informasi dan koordinasi: Pasien hipertensi perlu diberikan informasi dan koordinasi yang tepat mengenai cara mengatasi gangguan pola tidur dan pentingnya menjaga kualitas tidur yang baik.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan mengatasi gangguan istirahat dan tidur pada penderita hipertensi melalui asuhan keperawatan yang tepat, seperti terapi relaksasi otot progresif, terapi farmakologi, dan pemberian informasi dan koordinasi.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pj Gubsu Minta Prevalensi Stunting Turun Satu Digit di 2024
Pj Gubsu Minta Prevalensi Stunting Turun Satu Digit di 2024
komentar
beritaTerbaru