Keperawatan adalah disiplin praktik yang kompleks yang membutuhkan metodologi pendidikan inovatif. Sumber daya manusia dalam pelayanan keperawatan yang berkualitas tidak terlepas dari kemampuan individu tersebut dalam menguasai kompetensi klinis sebagai seorang perawat.
Usaha untuk peningkatan mutu pendidikan keperawatan terutama untuk mendukung mahasiswa menjadi perawat professional memerlukan proses pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas keterampilan klinis. Penguasaan pada kemampuan skill klinis merupakan suatu hal penting bagi kualitas lulusan pendidikan tinggi keperawatan yang profesional.
Proses pembelajaran melibatkan aktivitas yang kompleks, Dalam setiap pembelajaran, harus diupayakan untuk dapat mengantarkan peserta didik pada pengusaan kompetensi yang dicanangkan, termasuk nilai-nilai dan sikap yang melandasinya. Oleh karena itu pembelajaran tidak harus selalu dilaksanankan di kelas. Adakalanya pembelajaran harus dilaksanakan di laboratorium atau di lapangan. Dalam hal ini tentu diperlukan Metode berbasis praktik simulasi.
Metode Practice Based Simulation adalah sebuah model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik yang dikembangkan untuk mencapai integritas simulasi yang efektif dan inovatif, Mahasiswa diharapkan mampu terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktif yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak pasif ditransfer dari Mahasiswa, tetapi dibangun oleh Mahasiswa melalui pengolahan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka (Parker et al 2009).
Beberapa Tehnik dalam penerapan Simulation Based Learning dalam Pendidikan Keperawatan adalah:
- Practice situation
Menyediakan kasus berupa skenario yang menggambarkan situasi yang real atau nyata dengan menambahkan aspek psikologi, sosial, dan emosional.
- Simulation
Mahasiswa diminta untuk menganalisis situasi klinis, untuk merumuskan perawatan yang tepat, untuk memprioritaskan dan untuk memberikan tindakan asuhan keperawatan.
- Structured Learning
Pendidik bertindak sebagai fasilitator untuk menjelaskan atau mengidentifikasi batas-batas pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya dilakukan.
- Process inquiry
Mahasiswa diharapkan berfokus pada pemikiran critical thinking untuk menemukan penemuan baru yang bertujuan untuk proses kognitif seperti mengatur, mengkategorikan, menganalisis, mengevaluasi, penalaran kritis, dan dapat merefleksi dengan meninjau kembali hasil analisisnya.
- Assessment
Penilaian dari model simulasi ini mencakup tiga ranah domain yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.