Hampir setiap aksi suatu pergerakan, saat ini dan dimanapun itu, memiliki rumor tentang adanya pihak-pihak tertentu (elit politik) yang turut menunggangi dan menyusupkan ragam kepentingan di dalamnya, hal itu memang sulit untuk dihindari.
Sejenak, bila kita mengingat kembali sejarah seorang pahlawan nasional asal Yogyakarta, Raden Mas Ontowiryo atau lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Diponegoro, ketika ia memberi perlawanan kepada penjajah Belanda di tanah Jawa pada priode tahun 1825 -1830.
Mulanya, dikala penjajah Belanda memasuki tanah Jawa di daerah Yogyakarta, Pangeran Diponegoro belum memiliki tekad untuk memerangi pasukan Belanda. Namun, berjalannya waktu, sebuah lahan/tanah milik nenek Pangeran Diponegoro dipatok oleh Belanda.
Lantas, karena Pangeran Diponegoro secara pribadi sudah merasa terganggu dengan tindakkan Belanda waktu itu, munculah tekadnya untuk melawan penjajah Belanda terkait kedzoliman yang ia (keluarganya) alami.
Pada akhirnya, Pangeran Diponegoro menggerakkan suatu perlawanan sekaligus menyatukan satu tujuan besar untuk mengusir penjajah Belanda dari tanah Jawa.
Maka dari itu, cukup jelas bahwa Pangeran Diponegoro melawan Belanda kala itu dibangkitkan dari keinginan membela kepentingan pribadi (keluarganya), bersamaan ia pun menyusun suatu tujuan yang lebih besar, bersama rakyat untuk mengusir Belanda demi meraih kemerdekaan.
Jadi, dari contoh sejarah di atas, nilai yang dapat diambil, apapun kepentingan elit politik yang mampir dalam suatu pergerakkan, tentu bisa diselaraskan, semangat dan optimis dibarengi dengan kecerdasan intelektual adalah kuncinya.
Gerakkan mahasiswa se Indonesia yang direncanakan dengan menggelar aksi demonstrasi, hari ini, Senin, 11/04/2022, jika ada indikasi ditunggangi elit politik, seyogyanya mahasiwa cukup mengambil manfaat dari power (kekuatan) elit tersebut, akan tetapi, Mahasiswa yang mesti memegang kendali penuh, tetap jangan mengabaikan tujuan utama yang besar, yakni membela kepentingan rakyat.
Biarkan saja jika ada elit politik yang mencoba menunggangi jika itu memang sulit terhindarkan, maka, manfaatkan saja itu sebagai modal kekuatan bagi mahasiswa yang ingin berjuang.
Selamat berjuang Mahasiswa, kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum masih dibenarkan dan telah dilindungi oleh undang-undang, jaga ketertiban, hindari kerusuhan, dan selalu damai. *
*
Penulis merupakan alumni mahasiswa Fakultas Hukum UISU Medan thn 2010, saat ini merupakan reporter Medan Pos Online – (Kabiro Deli Serdang).