Medanposonline.com – Bupati Batu Bara Ir. H. Zahir, M.AP menangis terisak, karena sedih dan rasa haru kendati tetap dibungkus dengan kebahagiaan, saat mendapat ‘kejutan’ Ulang Tahun ke-51 seusai acara peluncuran buku tentang dirinya berjudul “Zahir Membangun Batu Bara Antara Potensi & Tantangan”, di hotel Grand Inna Medan, Rabu (29/1/2020).
Awalnya ia berbicara dengan senyum yang merekah, dari atas pentas upacara. Bahkan saat menyulangkan nasi tumpeng kepada ibundanya dan ibu mertuanya, ia masih tampak sumringah. Apalagi saat memotong nasi tumpeng dengan didampingi istri Ny Maya Indriasari SE dan kedua putra-putrinya Danis dan Nabila. Mereka tampak tertawa gembira.
“Mohon maaf, saya tak pandai yang begitu, tak tau mau mengatakan apa. Sebab saya tak biasa dengan acara begini, selama hidup saya baru ini ulang tahun saya dirayakan, dengan acara begini,” ujarnya sembari menyapukan pandangan ke ratusan hadirin yang memenuhi ruangan acara tersebut, saat didaulat untuk menyampaikan sepatah dua patah kata tentang HUT-nya.
Tiba-tiba suaranya tersekat, ucapannya terhenti. Lantas terdengar ia terisak, tangis yang tertahan. “Saya… merasa se..dih, ter..haru, melihat ada sepeda itu…,“ ucapnya terbata-bata sembari menyeka air mata di pipinya.
Ternyata keharuan yang menyeruakkan tangis itu adalah kenangan yang muncul seketika, saat melihat sebuah sepeda. Sepeda model lama yang membangkitkan kenangannya di masa remaja, di desanya, Desa Simpang Dolok Kabupaten Asahan (sekarang Kabupaten Batu Bara) puluhan tahun lalu. Sepeda itu didorong oleh abangnya, OK Bait, bersamaan dengan gelaran Tumpeng Ulang Tahun dirinya tersebut.
Pada dudukan boncengan sepeda termuat seonggok daun ubi (daun singkong) dan di atasnya ada keranjang berisi kueh-kueh tradisonal daerah Batu Bara.
“Saya dahulu memang pernah berjualan daun ubi, jualan kueh-kueh, seperti ‘Buah Melaka’… Yaah… membantu orang tua. Saya tak ‘kan melupakan kenangan kehidupan itu,” ujar sosok yang kelak di kemudian harinya sukses di bidang usaha, kemudian menjadi Anggota DPRD Sumatera Utara dan sekarang menjadi Bupati Batu Bara periode 2018-2023.
Zahir memang anak desa, lebih spesifik ia anak seorang petani. Bahkan ayahnya juga di desanya dahulu pernah dikenal sebagai nelayan. Dalam kondisi keterbatasan perekonomian di desa itu lah Zahir menghembus bara semangat hingga tetap berkobar untuk terus berjuang menapak kehidupan seraya tetap menempuh pendidikan. Kemudian ia memasuki dunia usaha, sembari menyalurkan pula bakat politiknya hingga akhirnya mampu menduduki jabatan politik – sebagai bupati yang kebetulan di kabupaten kampung halamannya sendiri.
Kisah Zahir anak petani ini, secara ringkas dipaparkan oleh Drs. Syaiful Syafri. MM dalam bukunya berjudul “Impian Bupati Zahir si Anak Petani”, yang peluncurannya dilakukan pada 29 Januari 2019 lalu. Di tanggal yang sama kemarin, Rabu 29 Januari 2020 bertepatan dengan HUT ke-51 Zahir, Drs. Syaiful Syafri, MM yang juga mantan Pj Bupati Batu Bara (2008) itu kembali meluncurkan buku karyanya – yang kedua tentang sosok Bupati Zahir tersebut – dengan judul “Zahir Membangun Batu Bara Antara Potensi & Tantangan”.
Hari itu memang acara pokok adalah peluncuran buku tersebut. Buku ini ditulis Syaiful Syafri di sela kesibukannya menjalankan tugas sebagai Ketua Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBUPP) Kabupaten Batu Bara, yang didasarkan pada catatan-catatannya mengenai perjalanan kepemimpinan, teori dan implementasi yang dipraktekkan Zahir sebagai Bupati Batu Bara, khususnya selama setahun pertama masa bakti bupati tersebut. Syaiful sendiri memang dikenal sebagai sosok yang rajin dan cepat mencatat setiap hal-hal menarik di sekitarnya. Tak heran, semasa mahasiswa di IKIP Medan dahulu (sekarang Unimed) ia sudah berkecimpung sebagai penulis dan reporter di sebuah surat kabar harian di Medan. Apalagi kemudian kariernya di birokrasi juga cukup cemerlang bahkan pernah menjadi Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut, Kadis Sosial Sumut dan Kadis Pendidikan Sumut, sehingga kemampuannya dalam mengurai fakta-fakta dan data menjadi narasi kata-kata tidak perlu diragukan.
JADI PEDOMAN
Acara peluncuran buku itu sukses dan meriah. Ratusan bahkan mungkin mencapai seribuan hadirin memadati ruangan besar tempat acara tersebut, berkali-kali memberi applaus dengan tepuk tangan gemuruh. Penulis buku tersebut, Drs. Syaiful Syafri, MM dalam kata pengantarnya menjelaskan buku ini berisi fakta-fakta dari teori dan praktek kepemimpinan Zahir sebagai Bupati Bara, sejak dilantik Desember 2018 silam.
Dalam catatan penulis, yang dituangkan dalam buku, sangat besar potensi bumi Batu Bara baik dari aspek sumber daya alam maupun aspek sumber daya manusia serta aspek lainnya. Namun cukup banyak pula tantangan yang dihadapi, dari mulai tingkat kemiskinan yang tinggi sampai kondisi infrastruktur yang memprihatinkan.
Dalam dua kondisi itulah Zahir membangun kabupaten tersebut. Untuk itu, antara lain yang dilakukan Zahir adalah membangun sinergitas, kebersamaan dengan segenap jajaran mulai Forkopimda, OPD, tokoh-tokoh masyarakat dan agama, segenap organisasi termasuk organisasi kepemudaan dan Karang Taruna. Juga menggerakkan TP PKK di seluruh tingkatan serta membangkitkan Dasa Wisma, dan berbagai potensi elemen masyarakat lainnya.
Menelisik kandungan dan sistematika penulisan buku ini, pembedah Prof Dr Milvayetti menyebut buku ini bak laporan kerja, yang kaya dengan fakta-fakta empirik sehingga bagi perguruan tinggi dapat dijadikan referensi sangat bernilai. “Untuk itu saya acungkan jempol,” ujarnya disambut applaus hadirin.
Hal senada dan lebih spesifik paparkan oleh Parapat Gultom, M.SIE, Ph.D sebgai pembedah kedua. Ia secara khusus memaparkan penilaiannya antara lain dari dari sisi untuk apa buku ini ditulis dan apa manfaat dari buku tersebut.
Menurutnya jarang sekali ada buku yang ditulis berdasarkan fakta-fakta empirik disertai data-data, dengan ditulis secara naratif keseharian sehingga mudah dicerna dan difahami pembaca secara umum. Betapa dalam buku ini penulisnya mampu menggambarkan besarnya potensi Kabupaten Batu Bara seperti di antaranya potensi ekonomi sehingga menjadi bagian dari kawasan strategis ekonomi baik nasional maupun provinsi (Sumtera Utara), begitu pula potensi alam dan situs-situs kuno serta potensi lainnya.
Betapa pula penulis dapat dengan runut menarasikan bagaimana Zahir, sebagai Bupati, menggerakkan dan mempercepat pembangunan berdasarkan potensi-potensi tersebut, termasuk mendirikan museum benda-benda bersejarah, menetapkan Hutan Raya Etnobotani Laut Tador yang salah satu keunikannya memiliki pohon brusia ratusan tahun dan – menurut seorang peneliti luar negeri – di dunia hanya ada di Laut Tador dan Hutan Raya Bogor. Juga mendirikan embrio Kampung Jepang dengan kekhasan situs peninggalan pendaratan pertama tentara Jepang di Pantai Sejarah, Desa Perupuk, yang faktanya sekarang ramai dikunjungi warga masyarakat khususnya di hari-hari libur.
Lebih dari itu, buku ini juga menarasikan bagaimana Zahir sebgai Bupati memimpin pemerintahan, apa visi misi (pasangan) Bupati-Wakil Bupati Zahir-Oky Iqbal Frima, adanya perintah harian, bagaimana cara kerja yang harus dilakukan oleh setiap kepala dinas atau pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Parapat Gultom juga melihat kecermatan penulis, Syaiful Syafri, yang menulis buku ini terinspirasi dari pidato Bupati Zahir yang banyak menunjukkan sikap kepemimpinan kepada jajaran pemerintahannya, khususnya pimpinan OPD.
Misalnya, dalam pidato atau arahan kepada jajarannya kerap disampaikan: “..Ayo bekerja, jangan menunggu perintah, jika tidak kita mulai kapan lagi?”. Atau: “Amati sesuatu produk dengan baik, teliti keunggulannya, modifikasi untuk kita kerjakan”. Ada lagi yang lebih berupa penegasan: “Rencanakan kerja yang baik, pelajari regulasinya, kerjakanlah! Jangan menunggu perintah!”
Dalam buku ini, penulis juga mampu menggambarkan betapa Bupati Zahir sangat menghargai prestasi kerja kepada setiap jajaran dan elemen kemitraannya. Salah satunya tercermin dari pemberian penghargaan kepada sejumlah tenaga Pendamping Keluarga Harapan (PKH), karena dalam pelaksanaan perannya berprestasi menghasilkan sebanyak 2.822 kepala keluarga atau setara dengan 11.200 jiwa menyatakan keluar dari status miskin (tidak mau lagi menerima bantuan untuk masyarakat miskin), seperti diumumkan pada rangkaian peringatan HUT ke-13 Kabupaten Batu Bara awal Desember 2019. Banyak lagi penghargaan dalam bentuk dan kepada elemen-elemen lainnya yang dinilai mencapai prestasi dalam kinerja dan bagi kemaslahatan masyarakat Batu Bara.
Baik Prof. Dr. Melviyetti maupun Parapat Gultom, M.SIE, Ph.D menyimpulkan antara lain, buku ini adalah fakta dan data serta transparansi kepemimpinan Bupati Ir. H. Zahir, M.AP dalam pemerintahan Kabupaten Batu Bara. Dengan membaca buku ini, bagi masyarakat secara gamblang dapat melihat bagaimana Zahir memimpin, serta dapat mencerna kemana kabupaten ini akan dibawa.
Sedangkan bagi jajaran Pemkab Batu Bara terutama para pimpinan OPD, buku ini sekaligus dapat menjadi buku pegangan, sebagai pedoman yang setiap saat dapat dibuka jika lupa akan perintah-perintah atau panduan-panduan kerja menurut garis Bupati Zahir. Bahkan buku ini berguna menjadi referensi faktual bagi kalangan berkepentingan lainnya, termasuk kalangan mahasiswa dan akademisi lainnya di perguruan tinggi.
IKTIBAR
Zahir sendiri, saat meluncurkan buku tersebut, menyatakan berterima kasih kepada Syaiful Syafri sebagai penulis, sebab ia sama sekali tidak mengetahui sejak awal bahwa ada buku tentang dirinya yang akan ditulis, sama seperti halnya setahun lalu ketika buku pertama tentang sosoknya diluncurkan Syaiful.
Satu hal yang tampak dipesankannya, beranjak dari kisah dalam dua buku tersebut, adalah perlunya generasi muda mengambil iktibar, bahwa kesuksesan seseorang tidak dilihat dari latar belakang keluarganya, melainkan dari kesungguhan pribadinya sendiri. “Apapun latar belakang keluarga kita, kalau kita berusaha keras dan sungguh-sungguh, kita bisa berhasil menggapai cita-cita,” ungkapnya.
Peluncuran buku tersebut ditandai dengan penyerahan langsung dari Bupati Zahir kepada para hadirin, di antaranya Sekda Provsu Dr. Hj. Sabrina yang hadir mewakili Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi; Wakil Bupati Oky Iqbal Frima, SE dan istri Ny Astuti Wulandari, SE; Ketua DPRD Batu Bara M. Syafii, SH dan sejumlah anggota lainnya; Kajari Batu Bara Mulyadi Sajean, SH; Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan SH, MH; Sekda Batu Bara Sakti Alam Siregar, SH; Ketua KPU dan Ketua Bawaslu Batu Bara; Pengurus PB MABMI Dtq Adil Freddy Haberham, SE ; Ketua Umum PB AMMI OK Faizal A Djalil, SP; Ketua PB Gemkara Drs Khairul Muslim.
Hadir juga Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Sumut Ir. Halen Purba, MM; pimpinan GM Pujakesuma Sumut, Ketua Pemuda Pancasila Batu Bara Zulkifli Has, Ketua IPK Batu Bara Zulham Effendi, Ketua Karang Taruna Batu Bara Nanda Octavian serta sejumlah pengurus di jajarannya, pimpinan organisasi lainnya, para tokoh agama, tokoh masyarakat di antaranya Sanggam SH Bakkara di samping jajaran pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa, Lurah, serta anggota TBUPP antara lain Dr. phil. Ichwan Azhari, MS; Prof Effendi Napitupulu dan Syahril Tambuse SH. (Azrin Marydha)