Jumat, 22 November 2024

Pentingnya Peningkatan Anggaran Kesehatan Mencapai 5,5 persen

Zainul Azhar - Rabu, 21 Agustus 2024 08:09 WIB
Pentingnya Peningkatan Anggaran Kesehatan Mencapai 5,5 persen
Jakarta, MPOL - Pentingnya peningkatan anggaran kesehatan mencapai 5,5 persen demikian Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan dalam Dialektika Demokrasi dengan tema "Membedah Pidato Presiden di Bidang Kesehatan yang Kian Membaik", dengan nara sumber Mayjen (Purn) dr Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD (Mantan Kapuskes TNI), dan Prof. Dr. Toar Jean Maurice Lalisang, Sp.B-KBD (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Selasa (20/8) di DPR RI Jakarta.

Baca Juga:
Menurutnya pentingnya peningkatan anggaran kesehatan yang kini mencapai 5,5 persendari total APBN, atau sebesar Rp197,8 triliun. Anggaran ini diharapkan mampu menjawab berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat, dengan fokus pada perubahan paradigma dari kuratif ke promotif dan preventif.

"Paradigma kesehatan di Indonesia kini bergeser ke arah promotif dan preventif, dan ini menjadi sangat penting untuk didukung oleh anggaran kesehatan yang memadai."

Selain itu juga menyoroti program transformasi kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, yang menekankan pada penguatan pelayanan kesehatan di tingkat paling dasar, seperti posyandu dan puskesmas. Menurutnya, program ini adalah kunci dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, khususnya di daerah terpencil.

Seperti masalah penanganan penyakit menular seperti tuberkulosis (TB) yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Ia memuji upaya semua pihak dalam meningkatkan kesadaran dan penanganan TB, yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit tersebut.

Dimana juga membahas soal target penurunan stunting yang belum sepenuhnya tercapai. Serta menggarisbawahi perlunya standarisasi metode penghitungan stunting agar data yang dihasilkan lebih akurat dan bisa diandalkan dalam pengambilan kebijakan.

Dalam kesempatan ini mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan integrasi program kesehatan antar lembaga, serta memastikan anggaran kesehatan benar-benar digunakan untuk tujuan yang tepat. Serta menyoroti pentingnya digitalisasi dalam layanan kesehatan untuk menjangkau seluruh pelosok tanah air, tutur Melki.

Sedangkan Ponco Agus Prasojo mengatakan, memang topik utama yang beliau singgung terutama masalah stanting sebetulnya beliau menyampaikan dari sejak beliau menjabat yaitu 37,2% sampai sekarang ini jadi 21,5% jadi memang jelas dari angka ada penurunan berarti ada perbaikan masalah stunting ini jadi di sini memang belum seperti yang diharapkan seperti standarnya WHO.

Jadi ini kalau beliau mentargetkan kalau bisa dibawa 20% nah ini kalau dengan kepemimpinan Pak Jokowi sudah turun mendekati Alhamdulillah tadi nanti ke depannya masalah stunting ini memang harus lebih digalakan lagi supaya bisa tercapai target yang di bawah 20% itu. tetapi sesuai Perpres nomor 72 tahun 21 memang Pak Jokowi juga mencanangkan percepatan penurunan stanting itu tahun 21 kemarin jadi itu langsung terus sebenarnya sampai sekarang sudah 3 tahun ini dan saat ini sebetulnya apa sih kalau kita lihat kita lebih memperinci sedikit tentang stanting ini yaitu gangguan tumbuh kembangnya anak dan anak dan ibu hamil maksudnya karena kurang gizi yang kronis.

Kurang gizi yang kronis berarti tentang asupan gizi dan juga adanya infeksi dan berulang itu biasanya pada masyarakat kita Indonesia yang di pelosok biasanya terkendala masalah nutrisi masalah mungkin bahan-bahan juga masalah mungkin yang lain-lain tapi juga masalah edukasi mungkin tidak ada yang menyentuh sampai ke daerah-daerah terpencil.

Itu makanya program dari Bapak Prabowo beliau sangat konsisten memperhatikan masyarakat Indonesia terutama daerah-daerah tertentu, itu khususnya dalam bidang kesehatan dari sini dari ngelihat samping itu apa sih sebabnya itu saya lihat ada beberapa hal yang pertama biasanya karena kurang gizi atau gizi yang buruk memang ini sangat kompleks ,sangat kompleks itu bukan sekedar orang enggak bisa makan tapi makan apa yang dimakan ini jadi ini kompleks, tutur Ponco Agus Prasojo.***

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Rini Sinik
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Sugiat Santoso Apresiasi Kebijakan Menteri Agus Memutus Rantai Peredaran Narkoba di Lapas
Sekdako Binjai Hadiri Rapat Kerja Kesiapan Pilkada Bersama Komisi II DPR RI
Kunker ke Polda Sumut, Komisi III DPR RI Harapkan Polda Tegak Lurus Dengan Pernyataan Kapolri
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Kesehatan Harus Benar-benar Dikaji Secara Objektif dan Mendalam
Sering Terlupakan, Inilah Instrumen Investasi yang Paling Penting
Musa Rajeckshah : Sumut  Komoditas Pertanian dan Perkebunan
komentar
beritaTerbaru