Ini Bukan Dongeng, Mencari Mayat Dengan Menabur Koin

Sabtu, 17 Oktober 2020 | 16:17 WIB

MPOL : Ini adalah sebuah fenomena aneh di pantai Pancer, sebuah pantai di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bila ada korban tenggelam di pantai ini, maka mayatnya akan bisa dengan mudah ditemukan bila di lokasi pantai ditebar uang logam.

Pantai Pancer sendiri persisnya terletak di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya cukup jauh dari ibukota kecamatan. Atau di selatan dari ibu kota kabupaten.

Pantai ini menyimpan kenangan pahit untuk nelayan sekitar. Tragedi gelombang pasang Tsunami 1994 silam, sampai kini masih membekas di lubuk hati para nelayan setempat. Bahkan anak-anak kecil yang tak tahu tragedi yang memporak-porandakan seisi kampung itu, bisa bercerita dengan fasih dan jelas. Cerita itu didapat dari nenek mereka atau orang tuanya.

Memang, puing-puing peninggalan tragedi yang memilukan itu masih jelas kentara. Bahkan, masih berdiri kokoh prasasti berbentuk tugu yang memuat nama-nama korban bencana tersebut.

Pantai Pancer memang penuh misteri. Ombak yang tenang jika dipandang, ternyata menyimpang keganasan. Arusnya sangat deras, jumlah nelayan yang hilang dimangsa ombak sudah tak terhitung lagi. Akan tetapi, para nelayan tradisional itu tak pernah mengenal kata kapok atau jera.

“Hidup kita dari laut. Kalau harus mati di laut, itu sudah resiko,” kata Naim, nelayan bertubuh kekar dengan lengan yang hitam legam lantaran terlalu seringnya tersengat sinar matahari.

Warga masyarakat di kawasan lingkar Kabupaten Banyuwangi, serempak mengamini kalau ada orang yang mengatakan bahwa pantai Pancer ada penunggunya. Memang, mereka tak tahu wujud dari penunggu itu, termasuk nelayan setempat.

Tetapi mereka meyakini saat penunggu itu marah, apapun bisa terjadi di luar nalar manusia. Berbagai kejadian aneh pernah berlangsung. Contoh nyata sewaktu gelombang tsunami menghantam pantai selatan itu.

Para pejabat dari Surabaya juga Jakarta datang. Mereka ingin menyaksikan dari dekat penderitaan yang dialami rakyat kecil di pantai selatan itu. Setelah mereka puas berjalan-jalan dan melihat bangkai rumah yang rusak dan puluhan perahu yang pecah tergulung ombak, lalu pulang dengan naik helikopter.

Tapi apa yang terjadi? Saat bersiap take of, heli tak bisa naik ke atas. Hanya deru mesinnya yang meraung-raung. Semua panik, termasuk pilotnya.

Sejurus kemudian, datanglah sesepuh desa dengan membawa kendi. Kendi itu berisi air bunga yang tentu saja sudah diberi mantera-mantera. Si orang tua yang memakai pakaian serba hitam, dengan ikat kepala terbuat dari kain batik itu, menyuruh supaya air kendi disiramkan ke moncong heli.

Aneh, setelah air kendi habis, tak lama setelah itu heli tersebut langsung take of. Maka legalah para petinggi di Banyuwangi.

Usut punya usut, ngadatnya heli tersebut bukan tanpa sebab. Konon, hal tersebut terjadi karena heli diganduli oleh sekelompok makhluk halus yang merasa daerahnya dirusak orang asing, yang datang dan pergi tidak permisi dulu.

Bukan hanya kejadian itu. Peristiwa lain, saat tim SAR mencari mayat hilang yang tersapu ombak. Dari pagi sampai malam pencarian tak membuakan hasil. Lalu ada penduduk setempat yang selamat dan menceritakan mimpinya pada petugas bahwa jika ingin mencari mayat yang hilang, taburlah uang logam di sekitar tempat kejadian.

Saran itu diterima. Keesokan harinya, ratusan keping uang logam ditebar. Aneh, tak lama setelah itu, mayat-mayat bermunculan.

Sejak saat itu, setiap ada nelayan yang hilang tersapu ombak, penduduk setempat menabur uang logam di sekitar kejadian. Hasilnya? Mayat memang bisa diketemukan dengan mudah. Ah, aneh-aneh saja! **