Jumat, 07 Februari 2025

Penelitian Terbaru USU Buktikan BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon yang Terpapar Sinar Matahari

Hendro - Kamis, 06 Februari 2025 19:49 WIB
Penelitian Terbaru USU Buktikan BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon yang Terpapar Sinar Matahari
"Pengujian kami lakukan secara triplo atau dilakukan dengan menggunakan tiga sampel atau pengujian tiga kali. Sangat penting dilakukan pengujian secara triplo pada sampel
pangan agar data pertama dapat dibandingkan dengan data kedua atau ketiga, sehingga hasil akhir yang diperoleh menjadi lebih akurat,
" kata Prof. Juliati.

Baca Juga:
Sampel diuji menggunakan alat ukur High-Performance Liquid Chromatography (HPLC)
atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang merupakan instrumen yang sangat
canggih untuk mendeteksi kandungan BPA dalam air hingga level mikrogram per liter (µg/L).

Tidak Ada Bukti Konklusif BPA Menyebabkan Gangguan Kesehatan BPA sendiri merupakan zat kimia yang digunakan secara luas dan sering kita temukan diberbagai produk sehari-hari, seperti bahan tambalan gigi, kemasan galon air minum, kertas thermal untuk struk belanja, hingga makanan dan minuman kemasan kaleng.
Dr. dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Subspesialis Endokrinologi, Metabolisme, dan Diabetes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), menjelaskan, "Sampai saat ini belum ada bukti kuat atau data ilmiah yang cukup untuk menyatakan bahwa BPA dapat menyebabkan masalah kesehatan, baik itu kanker, diabetes maupun obesitas.

"Pada air minum dengan kemasan galon berbahan polikarbonat, belum ada bukti penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa BPA menyebabkan masalah kesehatan. Terlebih, penelitian tentang potensi bahaya kesehatan yang ditimbulkan BPA masih terbatas dan berbasis uji coba pada hewan. Untuk mencapai konsensus mengenai bahaya BPA, diperlukan pengujian yang menyeluruh, termasuk uji klinis pada manusia.

Dr. Brama menjelaskan bahwa tubuh manusia memiliki metabolisme untuk mengurai zat kimia dan bahan-bahan anorganik yang tanpa sengaja masuk dalam tubuh. BPA akan yang terserap dalam tubuh manusia akan didetoksifikasi oleh hati, untuk kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui urin dan feses.

"Tubuh kita mampu mengurai racun dan melakukan perbaikan. Maka, tidak benar untuk mengambil kesimpulan bahwa air minum dalam kemasan galon dapat memicu permasalahan kesehatan seperti permasalahan metabolik, kanker maupun diabetes seperti yang sering dibicarakan. Masalah kesehatan tersebut dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup, diet yang tidak seimbang, riwayat genetik keluarga, serta variabel lainnya," jelas Dr. Brama. Sejalan dengan dr. Brama, Prof. Juliati menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk mengedukasi diri dengan informasi akurat terkait isu-isu kesehatan.

"Penelitian ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan informasi yang akurat dan berbasis ilmiah, dan menjawab kekhawatiran masyarakat tentang misinformasi dampak BPA.

Dengan informasi berbasis ilmiah dan edukasi yang tepat, masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi air kemasan galon, " tutup Prof. Juliati. (Rel).**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Jalaluddin Lase
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru