Kamis, 06 Februari 2025

Penelitian Terbaru USU Buktikan BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon yang Terpapar Sinar Matahari

Hendro - Kamis, 06 Februari 2025 19:49 WIB
Penelitian Terbaru USU Buktikan BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon yang Terpapar Sinar Matahari
Medan, MPOL - Hingga saat ini masih beredar misinformasi terkait dugaan senyawa kimia Bisphenol-A (BPA) luruh dalam air minum kemasan galon polikarbonat (PC) yang terpapar sinar matahari.

Baca Juga:
Menanggapi hal ini, Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penelitian independen untuk meneliti
luruhan BPA pada empat (4) merek air kemasan galon lokal maupun nasional terpopuler di Kota Medan, Sumatera Utara.

Hari ini tim peneliti USU merilis hasil penelitian yang menunjukkan bahwa BPA tidak terdeteksi pada semua sampel yang diuji, termasuk yang
terpapar sinar matahari.
Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si, Guru Besar Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) selaku Ketua Tim Peneliti menegaskan bahwa di dalam semua sampel air galon polikarbonat yang diteliti, baik yang terpapar ataupun tidak terpapar sinar matahari, tidak terdeteksi adanya luruhan atau migrasi BPA.

Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi air
minum kemasan galon, karena merek-merek terpopuler di Kota Medan terbukti aman untuk dikonsumsi.

Temuan ini juga membantah anggapan bahwa migrasi BPA dari galon berbahan
polikarbonat dapat terjadi jika kemasan terpapar sinar matahari.

"Meskipun galon didistribusikan pada siang hari, migrasi BPA ke dalam air minum tidak akan terjadi apabila suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius. Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius," tambah Prof. Juliati.

Prof. Juliati menjelaskan bahwa secara sifat kimiawi, BPA memiliki titik leleh pada suhu 159 derajat Celcius. Hal ini menunjukkan bahwa BPA dalam kemasan polikarbonat hanya dapat luruh pada suhu yang sangat tinggi, hingga di atas suhu 159 derajat Celcius. Selain itu, BPA memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, jadi kemungkinan larut dari kemasan galon polikarbonat ke dalam air minum yaitu sangat kecil.

Metode Penelitian dan Sampling Prof. Juliati memaparkan bahwa sampel dikumpulkan dari empat (4) merek air minum dalam kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC) yang umum dan populer ditemukan di Medan. Keempat sampel tersebut terdiri dari dua (2) merek produk AMDK nasional terpopuler yaitu AQUA dan Prima, serta dua (2) sampel merek lokal yaitu Amoz dan Himudo. Masing-masing merek diambil tiga (3) sampel dari titik distribusi yang berbeda. Sampel diambil pada tiga (3) kondisi penyimpanan, yaitu kondisi normal atau tidak terpapar matahari langsung, serta kondisi dengan paparan sinar matahari langsung selama 5 dan 10 hari.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Jalaluddin Lase
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru