Kamis, 04 Juli 2024

BKKBN Sumut Lakukan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting

Rizal Hayat Harahap - Selasa, 04 Juni 2024 10:02 WIB
BKKBN Sumut Lakukan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting
Kaper BKKBN Sumut, Munawar Ibrahim saat memberikan sambutan. (Ist)
Medan, MPOL: Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar kegiatan Koordinasi dan Advokasi Gerakan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting, bersama Bupati, Walikota dan jajarannya, di Hotel Santika Medan, Senin (3/6/3024).

Baca Juga:

Kegiatan ini di laksanakan dalam rangka upaya Pemerintah untuk menurunkan jumlah stunting khususnya di Sumut. Diharapkan dengan kegiatan ini tidak ada lagi lahir anak anak stunting baru.


Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Sumut, Dr. Munawar Ibrahim, S.Kp, MPH mengatakan, sangat diperlukan persiapan langkah strategis untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya menggelar pertemuan rutin dengan stakeholder terkait.


"Kita akan melakukan langkah strategis dengan 33 Kabupaten/Kota di Sumut dan rutin melakukan koordinasi sebagai tindak lanjut kegiatan ini," ujarnya dihadapan Sekretaris Utama, Tavip Agus yang sekaligus menjadi nara sumber pada pertemuan yang juga dihadiri mewakili Pemprovsu serta unsur Pemkab/Kota se-Sumut.


Menurut dalam melaksanakan kegiatan ini tentu diperlukan dukungan dari semua pihak khususnya Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai tingkat desa mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pemantauannya.

"Konvergensi antara semua pihak sangat diperlukan dalam pelaksanaan di lapangan," katanya seraya mengatakan BKKBN Sumut secara terus menerus berupaya menurunkan angka stunting bersama Pemerintah Daerah (Pemda).


Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, katanya terus memperkuat kapasitas petugas Posyandu, tentunya melalui pemberdayaan ini diharapkan berdampak langsung pada penurunan angka stunting.


Sementara Taviv Agus Rayanto yang menjadi nara sumber berjudul, "Akselerasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024" menyamoaikan, Sumut menjadi penyangga penurunan stunting angka secara nasional. Oleh karena itu diharapkan perlu kerja keras seluruh elemen masyarakat di Sumut.


Menurutnya, agar stunting bisa turun kegiatan nyata harus betul-betul dilaksanakan diantaranya fokus kepada ibu hamil harus sehat agar anaknya lahir sehat dan tidak bersiko stunting. Kemudian anak-anak yang mudah dikoreksi stunting berusia 2 tahun itu harus diperhatikan kebutuhannya dangan baik.

"Percepatan penurunan stunting harus dilakukan melalui kerjasama multisektor. Salah satu kegiatan yang sangat strategis adalah Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, seperti yang dilakukan saat ini dan telah menjadi serentak dilaksanakan secara nasional," tukasnya.


Dikatakan, tujuan kegiatan ini diantaranya untuk memastikan penurunan stunting di Indonesia mencapai target 14 persen, dengan akselerasi jangka pendek karena di bulan Oktober itu adalah 14 persen. Padahal hasil SKI 21,5 persen, berarti untuk mampu menuju kesana kita harus menurunkan 7,5 persen pertahun.


Tujuan lainnya untuk mengakurasi angka stunting di Indonesia yang sebelumnya diukur berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Pengukuran ulang tersebut perlu dilakukan lantaran usul dari sejumlah Kepala Daerah, karena adanya perbedaan data antara data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan SKI.


Dalam mewujudkan upaya percepatan penurunan stunting dijelaskan Munawar Ibrahim, mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerjasama multisektor antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah di tingkat Kabupaten/Kota.


Intervensi sensitif yakni merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan, yakni terbagi menjadi 4 jenis yaitu: penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.
Dan Intervensi Spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.


Intervensi gizi spesifik, yaitu: pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita kurus, tablet tambah darah bagi remaja, WUS, dan ibu hamil, promosi dan konseling menyusui, promosi dan konseling pemberian makanan Bayi dan Anak (PMBA), tata laksana gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, suplementasi mikronutrien, pemeriksaan kehamilan & imunisasi serta manajemen terpadu balita sakit.***

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan
SHARE:
Tags
beritaTerkait
BKKBN Sumut Raih Juara II Nasional Katagori Pasangan KB Lestari 20 Tahun
Pj Gubsu Minta Prevalensi Stunting Turun Satu Digit di 2024
Pj Gubsu Minta Prevalensi Stunting Turun Satu Digit di 2024
BKKBN Sumut dan Anggota Komisi IX DPR RI Kolaborasi Memerangi Stunting di Palas
Wabup Simalungun Pimpin Rapat Koordinasi Penguatan dan Peran TPPS Dalam Percepatan Stunting
Aktifkan Kampanye Berkelanjutan, BKKBN Sumut Bersama Komisi IX DPR RI Perangi Stunting di Asahan
komentar
beritaTerbaru