Jakarta, MPOL.com: Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang penuh dengan perayaan, tahun ini hari Kartini jatuh di masa yang cenderung sulit, baik secara sosial dan juga secara ekonomi. Namun, hal tersebut tidak boleh memadamkan semangat Kartini di dalam diri perempuan Indonesia.
Jika ada satu hal yang dapat kita pelajari dari Kartini adalah semangatnya untuk selalu maju dalam memperbaiki kehidupan. Hal ini yang juga terus dilakukan oleh para UMKM social sellers perempuan di Indonesia. Selasa 21 April 2020.
Para Kartini masa kini ini terus berjuang ditengah pandemi. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama satu dekade terakhir, Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM telah menjadi penopang perekonomian tanah air. Namun, merebaknya pandemi COVID-19, menjadi pukulan keras bagi sektor ini.
Tetapi hal ini bukan menjadi halangan bagi para pegiat UMKM di Indonesia untuk terus berjuang di tengah situasi yang serba tidak pasti ini. Hal ini tercermin dari data yang dikumpulkan oleh Grab dimana sejak menyebarnya virus Corona, layanan GrabExpress mengalami peningkatan pengiriman yang dilakukan oleh social seller sebanyak 40 persen.
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank juga memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19.
Untuk dapat bertahan dalam masa penuh tantangan ini, pelaku usaha harus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi lewat strategi baru, terutama para UMKM yang memiliki peran sebagai garda terdepan perekonomian nasional. Strategi tersebut, seperti yang dilakukan oleh para social sellers perempuan asal di Bandung, Makassar, dan Medan yang memanfaatkan teknologi untuk menggerakkan perekonomian kotanya.
Di tengah sepinya kota Bandung akibat dari kebijakan pemerintah agar masyarakat melakukan kegiatan di rumah, nampak ada kesibukan kecil di dapur Fitri Saniatul Hasanah, pemilik usaha catering VidiKitchen. Pemilik bisnis makanan ini awalnya khawatir bisnisnya akan terkena imbas dari situasi yang sulit ini.
“Menurut saya bisnis makanan adalah bisnis yang sangat sensitif 1 Data ini diambil dari data tim Marketing Analytics Grab yang dilakukan selama periode 16 – 28 Maret 2020 yang dibandingkan dengan data pada tanggal 17- 29 Februari 2020. Terlepas dari adanya pandemi ini atau tidak, jika kita lalai dalam menjaga kebersihan, nama baik brand kitalah yang menjadi taruhannya.” jelas Fitri.
Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk memastikan kebersihan dapur dan peralatan masaknya selama ini. Akan tetapi saat pandemi ini menyebar di Indonesia, Fitri mengaku ia sempat berpikir untuk menutup usahanya untuk sementara waktu.
“Tapi saya sadar bahwa ada orang lain yang nasibnya bergantung kepada saya, contohnya pegawai saya dan juga pengemudi GrabExpress yang membantu mengirimkan makanan untuk pelanggan saya,” ujar Fitri.
Fitri merasa terbantu dengan Kirim ke Banyak Tujuan & Banyak Pemesanan Sekaligus, dimana ia bisa mengirimkan hingga ke 5 alamat dalam 1 pesanan dan memesan hingga 10 mitra pengemudi dalam waktu yang bersamaan. Fitur ini menurutnya membantunya untuk dapat menghemat waktu dan mengirimkan pesanan dengan lebih cepat.
Pegiat UMKM lainnya, Qonita Azzahra, juga masih menjalankan usahanya selama pandemi COVID-19. Berdomisili di Medan, Qonita membuka usaha busana muslim bernama Qonita Project yang dulunya merupakan bisnis orang tuanya.
Sejak tahun 2017, pesanan yang ia dapatkan mulai meningkat karena bantuan teknologi dimana ia memasarkan barangnya melalui beberapa marketplace. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa usahanya pun terkena imbas dari pandemi ini.
“Memang ada penurunan dari segi pesanan, tapi saya masih sangat merasa bersyukur karena masih ada orang yang tetap membeli barang yang saya jual.” ujar Qonita.
Salah satu yang terus membantu bisnis Qonita tetap berjalan adalah teknologi, yaitu melalui marketplace dan GrabExpress. Fitur Bukti Pengiriman dan Pelacakan Langsung membantu Qonita menjaga kepercayaan pelanggan karena ia dapat memantau proses pengiriman dengan masuk ke tautan yang otomatis akan dikirimkan ke aplikasi Grab pada saat proses pengantaran. Selain itu, Qonita juga mendapat bukti pengiriman barang melalui foto yang akan diambil oleh kurir pada saat pengambilan dan pengiriman barang.
Tidak hanya Qonita Project yang terus berjalan dan beradaptasi dengan kondisi, contoh lainnya adalah pegiat UMKM perempuan asal Makassar, Roomfay yang dikelola Fauzia Yusuf, juga terus membuka usaha penyewaan balon dan peralatan acara selama pandemi ini.
Di tengah keadaan yang tidak menentu ini, bisnis yang dimiliki oleh Fauzia ternyata membantu masyarakat Makassar yang terpaksa harus mengadakan acara mereka secara online maupun tertutup.
“Pesanan memang tidak sebanyak biasanya, tapi saya tetap buka dan siap mengerjakan pesanan dari pelanggan yang masih membutuhkan jasa saya. Hingga saat ini masih lumayan banyak,” ujar Fauzia.
Ia mengaku sangat merasa terbantu dengan adanya GrabExpress dimana ia masih bisa mengantarkan pesanan pelanggannya.
“Layanan yang paling membantu adalah GrabExpress Car. Terutama di tengah pandemi ini para mitra pengantaran GrabExpress masih setia membantu bisnis-bisnis seperti saya yang tetap harus beroperasi dengan selalu siap memberikan layanan pengantaran yang terpercaya dan aman,” jelas Fauzia.
Layanan GrabExpress Car akan mengalokasikan armada GrabCar untuk mengirimkan barang. Pelanggan dapat mengirimkan barang hingga 150kg dan juga dilindungi oleh asuransi.
Neneng Goenadi selaku Managing Director Grab Indonesia, menjelaskan “Di masa yang sulit seperti saat ini, kami sadar bahwa berhenti berusaha bukalah jawaban. Oleh karena itu saya sangat kagum melihat semangat yang dimiliki oleh para pegiat UMKM perempuan di Indonesia yang terus melanjutkan bisnisnya bukan hanya untuk mereka sendiri tapi juga untuk orang lain.
Dengan semangat tersebut pula, kita bisa beradaptasi dengan situasi ini dan menjaga roda perekonomian Indonesia terus berputar agar bisa mengembalikan kestabilan ekonomi nantinya setelah pandemi ini berlalu. Mari kobarkan semangat Kartini dengan terus berjuang di tengah pandemi ini. Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia. (Dro)