Pabrik Minyak Goreng 2500 Ton/Hari Dibangun Di Sumut

Jumat, 2 Desember 2022 | 22:44 WIB

Medan, MPOL; PT Industri Nabati Lestari (INL), anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak goreng kedua mereka di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Jumat (2/12/2022) pagi.

Pabrik ini dirancang berkapasitas olah 2500 ton per hari.

“Pembangunan pabrik dengan budget dana Rp 1 triliun ini ditarget selesai 15 bulan ke depan. Jadi… In Syaa Allah mulai beroperasi Februari 2024, ” kata Direktur PT INL, Hasyim Toriq, usai peletakan batu pertama, didampingi Direktur Utama Holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani.

Dengan adanya pabrik baru itu, sambungnya, total kapasitas olahan PT INL ditarget mencapai 1,5 juta ton CPO per tahun pada 2024, atau setara dengan produksi minyak goreng sebesar 1,16 juta ton per tahun.

“Sejauh ini, rata-rata produksi mencapai 90 persen dari total kapasitas,” jelas Hasyim.

Dia juga mengatakan, selain pasar domestik, INL selama ini juga menjual produk minyak gorengnya ke pasar luar negeri. Untuk domestik, INL telah memiliki 4 brand minyak goreng, yakni Salvaco, INL, Nusakita, dan Minyakita.

Dengan dukungan PTPN Group, Hasyim mengaku optimis memberi kontribusi terbaik guna memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri dan pasar dunia dengan kualitas dan harga bersaing.

“Dalam waktu dekat, untuk pemenuhan pasar Indonesia Timur, kami juga akan membangun pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya di Surabaya,” tandas Hasyim.

Sementara, Dirut Holding PTPN Ill, Mohammad Abdul Ghani, menyebut pembangunan pabrik baru minyak goreng ini merupakan salah satu program strategis PTPN Group guna mewujudkan program strategis nasional (PSN), khususnya soal Hilirisasi Komoditi Kelapa Sawit seperti tertuang dalam Permenko Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022.

Ia mengatakan, selama 5 tahun ke depan, PTPN Group akan terus meningkatkan hilirisasi sektor pangan melalui peningkatan produksi CPO, dari 2,67 juta ton menjadi 3,3 juta ton. Juga peningkatan produksi minyak goreng hingga 4 kali lipat, atau dari 460 ribu ton menjadi 1,8 juta ton per tahun.

“PTPN membuat program sampai dengan tahun 2025 akan memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng yang berasal dari 3 juta ton CPO. Saat ini produksi 2,9 juta ton, nantinya pada 2025 mendatang produksi sudah mencapai 3,5 juta. Jumlah produksi CPO dari PTPN Group yang dari 3 juta diolah menjadi industri hilir, ” ujar Abdul Ghani.

Dia juga menyebut, bagi PTPN ini merupakan bagian penguatan industri yang dikembangkan atau perluasan tanaman hingga 600 ribu hektare.

Disamping itu, secara sosial, pihaknya ingin memastikan program itu bila nantinya PTPN memiliki kapasitas jika sewaktu-waktu digunakan oleh pemerintah ketika harga minyak goreng di pasar mahal.

“Karena itu, pabrik ini didedikasikan bukan hanya untuk mendapatkan laba melainkan untuk menjadikan BUMN menjadi tangan pemerintah ketika suatu saat nanti harga migor susah, maka kita akan masuk kesana,” jelasnya.

Sebelumnya, tandas Abdul, PT INL telah memiliki pabrik pengolahan minyak sawit dengan kapasitas olah 750 ribu ton CPO per tahun, atau setara 579 ribu ton minyak goreng per tahun. (*)