Dari Senggigi ke Mandalika (Catatan dari International Conference Intellectual property Rights – Optimizing Intellectual Property Product For Public Welfare; Lombok, 12-15 Oktober 2002)

Minggu, 16 Oktober 2022 | 20:22 WIB

Oleh: OK. Saidin (Ketua Asosiasi Pengajar Hak Kekayaan Intelektual Indonesia/Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

Tak terasa tiga hari telah berlalu, tepat pukul 20.30. WITA (15/10/22) International Conference Intellectual Property Rights “Optimizing Intellectual Property Product For Public Welfare” ditutup, setelah dua hari sebelumnya dibuka oleh Prof. Dr. Bambang Hari Kusuma, Ph.D, Rektor Universitas Mataram.

Sebelum pembukaan dimulai, di Aula Gedung Rektorat Universitas Mataram berkumandang lagu Mars WIPO yang dinyanyikan langsung oleh pengarangnya Prof. Dr. Agus Sardjono, SH, MH. Diawali pidato selamat datang dari Dekan Fakultas Hukum Universitas Mataram Dr. Hirsanuddin, SH.M.Hum dan dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Prof. Dr. OK. Saidin, SH.M.Hum selaku Ketua Umum Asosiasi Pengajar Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (APHKI).

Dekan Fakultas Hukum Unram mengungkapkan rasa sukacita dan sangat berbesar hati atas kedatangan para tamu peserta konferensi mengunjungi Tanah Lombok “Negeri 1000 Mesjid”. Peserta konferensi berasal dari seluruh penjuru tanah air dari berbagai Universitas di Indonesia.

Rektor Unram dalam sambutannya menegaskan tentang pentingnya arti pelindungan hak kekayaan intelektual dengan merujuk berbagai peraturan perundang-undangan terkait HKI yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan, mulai dari pelindungan hak cipta, paten sampai pada pelindungan merek.

Selaku ketua asosiasi selain menyampaikan rasa hormat yang setinggi-tinginya kepada UNRAM, tuan rumah penyelenggara konferensi, OK. Saidin juga mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Nurul Barizah, SH.,LLM.,PhD  Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Airlangga – Surabaya dan Associate Prof. Lalu Muhammad Hayyanul Haq, SH.,LLM.,PhD, Lektor Kepala pada  Universitas Mataram – Lombok yang telah bersedia sebagai nara sumber dalam konferensi tersebut.

Selain itu hadir juga secara virtual, Prof. Irene Calbolli, penulis buku Exhausting Intellectual Property Rigths: A Comparative Law and Policy Analysis, dari Texas A&M Universitity School of Law. Selain Calboli pembicara Internasional lainnya adalah Prof. Bryan Mercurio dari Chinese University Of Hongkong.

Konferensi ini diselenggarakan atas kerjasama Asosiasi Pengajar Hukum Hak Kekayaan Intelektual (APHKI) dengan Fakultas Hukum Universitas Mataram. Konferensi ini adalah event tahunan APHKI yang dirangkai dengan kegiatan dies natalis UNRAM ke-60.

Konferensi ini juga diikuti dengan diskusi parallel 39 peserta Call for Papers dengan berbagai sub thema yang disesuaikan dengan tuntutan dan isu-isu global meliputi:

  1. Vaksin Covid and Patent Welfare;
  2. Kebijakan Di Bidang HKI Yang Mendukung Ekonomi Kreatif;
  3. Penerapan Berbagai Kebijakan Kepariwisataan Berbasis Ekspresi Budaya Tradisional Untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi;
  4. Non Fungibel Token dan Hak Cipta;
  5. Strategi Pembangunan Berbasis Hak Kekayaan Intelektual;
  6. Ekowisata dan Agrowisata Berbasis Pelindungan Varietas Tanaman;
  7. Serta tema-tema terkait Hak Kekayaan Intelektual lainnya.

Dalam kesempatan itu OK. Saidin menyampaikan beberapa pokok pikiran, terkait tema konferensi yang dihubungkan dengan tema presidensi pertemuan G20 tahun ini yakni; recover together recover stronger. Tema itu berhubungan dengan tiga isu prioritas utama yang memerlukan tindakan kolektif secara global, yakni mengenai arsitektur kesehatan global, transisi energy berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi. Indonesia akan mengangkat isu pemulihan ekonomi yang tidak merata di dunia sebagai salah satu topik utama.

Terkait pemulihan ekonomi tak diragukan lagi bahwa isu tentang hak kekayaan intelektual dalam kaitannya dengan Ekonomi Kreatif, akan menjadi tema penting dalam perbincangan pada pertemuan G20.  Dengan mengutip Daren Tang Direktur Jenderal World Intellectual Property Organization (WIPO), pada pertemuan The Tird Edition of World Conference on Creative Economy (WCCE), di Bali pekan lalu, OK. Saidin mengatakan, “Penguatan system perlindungan HKI akan memasuki era penting dalam membangun tatanan masa depan ekonomi dunia. Hari ini ekonomi dunia memasuki tahap awal era baru, ketika dunia digital dan kreatifitas menyatu yang memberikan peluang untuk menciptakan ide dan kesempatan baru di  seluruh belahan dunia. WIPO meluncurkan Program Projection Proof Data Collection guna meningkatkan kesadaran tentang arti penting hak kekayaan intelektual. Dalam programnya WIPO akan terus mencari cara guna menjunjung dan memperkuat system pelindungan HKI Internasional termasuk system pelindungan hak cipta Internasional. Bangun rasa hormat antara sesame pelaku ekonomi kreatif dan komunitas budaya akan arti penting Hak Kekayaan Intelektual.

Di latarbelakangi pemandatangan indah. (Foto: ist)

Tumbuhkan kesadaran baru bagi pelaku ekonomi kreatif dan komunitas budaya, seperti penulis, musisi dan seniman untuk memahami Hak Kekayaan Intelektual dari sudut pandang mata pencaharian. Wanita dan pemuda adalah sasaran strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif di berbagai belahan dunia untuk keberlangsungan kehidupan di era ekonomi baru. WIPO akan terus membangun indicator capaian pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual yang lebih jelas dan Tangguh”.

Sebagai bangsa yang hidup bersama-sama banga-bangsa lain dalam pergaulan Internasional, Indonesia harus memperhatikan aspek-aspek yang terkait dengan kepentingan global (think globally) terkait isu HKI dan Ekonomi kreatif, dengan tetap menjaga keseimbangan dengan kepentingan lokal (act locally).

Bumi yang merupakan planet kecil yang dihuni manusia perlu diselamatkan dan di sini dituntut komunikasi Internasional yang lebih berpihak pada kepentingan bersama. Di sinilah arti penting mengoptimalkan produk ekonomi kreatif guna mencapaikan kesejahteraan bersama umat manusia.

Di akhir sambutannya OK. Saidin menyampaikan bahwa, sebagai pengajar hak kekayaan intelektual, kita tak bisa lagi memperkenalkan ide atau gagasan-gagasan yang menembus awan semata, gagasan dan ide yang mengangkasa, penuh dengan teori dan konsep yang mengangkasa, akan tetapi sebagai pengajar HKI kita harus bisa dan dituntut mengajarkan konsep-konsep yang membumi dan aplikatif.

Mengawali konferensi, Pengurus dan Pembina APHKI melaksanakan Rapat Gabungan di Hotel Aruna Lombok, yang melahirkan lima rekomendasi:

  1. Musyawarah Anggota/Musyawarah Nasional (pertanggung Jawaban Pengurus dan Pemilihan Pengurus Baru), dirangkaikan dengan Seminar Internasional dijadwalkan akan dilangsungkan di Medan antara Bulan September-November 2023.
  2. Pengurus Baru (Periode 2023 – 2026) akan dipilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) Anggota, namun agar suksesi berjalan baik sejak saat ini sampai hari “H” sudah harus “diberdayakan” para tokoh APHKI (sesuai Anggaran Dasar) yang dianggap mampu mengemban amanah organisasi ini untuk 3 (tahun) ke depan yang sudah harus dilibatkan secara aktif dalam kerja-kerja organisasi terutama dalam merealisasi program kerja yang masih tertinggal.
  3. Khusus untuk kepengurusan Periode 2023-2026, direncanakan tetap menyebar di seluruh Nusantara dengan susunan pengurus kombinasi antara Pengurus Periode saat ini dengan tokoh-tokoh muda APHKI yang energik.
  4. Penguatan pengelolaan Journal IPR-Review (Publishing: APHKI Kerjasama dengan USU) agar mencapai peringkat terakreditasi pada SINTA dan ke depan dapat terindeks SCOPUS.
  5. Mengaktifkan pengisian informasi pada laman WEB APHKI.

Hadir dalam rapat itu, Prof. Dr. OK.Saidin, SH.M.Hum, Dr. Djamal, SH.M.Hum, Dr. Kastowo, SH.M.Hum, Prof. Dr. Ady Soelistyo, SH.M.Hum, Prof. Dr. Kurniawan, SH.M.Hum, Prof. Dr. Agus Sardjono, SH.M.H., Dr. Henny Marlina, SH.LL.M dan Ass Prof. Lalu Muhammad Hayyanulhaq, SH, LLM, Ph.D

Salah satu agenda yang disisipkan dalam konferensi itu adalah berziarah ke makam Allahyarham Prof. Dr. Erman Rajagukguk dan tour ke Mandalika. Ziarah dilakukan pada hari ketiga, bertepatan dengan dengan hari Jum’at (14/10/22). Rombongan mengambil waktu 40 menit untuk memanjatkan do’a di makam Allahyarham setelah mendapat sambutan hangat dan hidangan teh dan kopi panas dari keluarga Allahyarham. Kami diterima di pendopo “Rumah Sejarah” keluarga Isteri Allahyarham. Mertua Allahyarham adalah Pimpinan Wilayah sekaligus Pengetua Adat sejak zaman prakemerdekaan hingga diangkat menjadi Wedana pasca kemerdekaan secara turun temurun di Wilayah Kopang Kabupaten Lombok Tengah.

Setelah selesai berziarah, rombongan melanjutkan Sholat Jum’at selanjutnya bertolak ke Mandalika. “Sebuah perjalan intelektual dan ritual yang syarat dengan muatan akademis dan silaturahim, woderfull “, ungkap sahabat saya Prof. Lalu Muhammad Hayyanulhaq, SH, LLM, Ph.D. alumni Universitas Utrecht yang merupakan unsure pengurus APHKI.

Berfoto dari Bukit Jokowi. (Foto: ist)

Di Mandalika. Pemandangan indah tampak di kiri kanan jalan. Lahan pertanian yang luas terbentang ditumbuhi tanaman jagung dan padi, dan di sepajang pematang sawah yang ditumbuhi pohon turi. Turi selain berkhasiat untuk kesehatan, juga termasuk jenis kuliner “wajib” pada acara hari-hari tertentu yang dihidangkan untuk para tamu. Daun dan bunga turi adalah hidangan yang lezat, disayur dengan menggunakan rencah ikan asap atau ikan bakar. Boleh juga dibuat urap.

Akhirnya setelah menyelusuri bebukitan yang indah dan jalan yang mulus, rombongan tiba di Sirkuit Internasional Mandalika. Sirkuit ini terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sirkuit yang panjang lintasannya 4,31 km dan 17 tikungan ini memiliki kelas homologasin A dari berdasarkan penilaian  Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) yakni satu  badan yang member penilaian terhadap system kelayakan dan keselamatan balap motor yang memenuhi standar sirkuit (Standard for Circuits). Mandalika sebelumnya pada tahun 2021 telah menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Superbike  dan pertama kali menggelar Grand Prix Sepeda Motor Indonesia pada bulan Maret 2022 dan pada bulan Oktober 2022 akan menyelenggarakan GT World Challengger Asia (id.m.wikipedia.org). Setelah berphoto ria di Bukit Jokowi dengan latar belakang Sirkuit Mandalika, rombongan Konference menghabiskan waktunya di Pantai Mandalika yang menyajikan pemandangan laut dan bebukitan yang indah. Air laut yang biru kehijau-hijauan atau toska (turquoise) telah mengantar kami pada sebuah renungan, betapa Indonesia adalah sebuah negeri yang indah ciptaanTuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri.

Sore hari rombongan bertolak ke Senggigi untuk menghadiri acara penutupan konferensi.

Seluruh peserta Konferensi hadir pada acara penutupan itu yang didahului dengan sambutan Ketua Asosiasi, Prof. Dr. OK. Saidin, SH.M.Hum dan didampingi oleh Dr. Djamal, SH.M.Hum., Dr. Dina Widya Karyodimedjo, SH.LL.M., Dr. C. Kastowo, SH.M.Hum, Dr. T. Kheizerina Devi Azwar, SH.MK.N, Dr. Hasbir Pasarangge, SH,M,Hum, Lalu Muhammad Hayyanulhaq, SH, LLM, Ph.D dan Ibu Dr. Irna Nurhayati, SH.M.Hum serta segenap pengurus APHKI lainnya. OK. Saidin dalam pidatonya, selain mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, UNRAM dan seluruh panitia lokal, juga secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Dr. Henny Marlina SH.,MH., LLM. yang telah menjembatani APHKI dan panitia dalam menampilkan dua orang narasumber asing. OK. Saidin juga tak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Yayan (Dr. Kheiruz Febriyan) yang telah menjadi Event Organizer yang baik hingga konferensi ini berjalan dengan sukses tanpa hambatan.

“Unram telah menjadi Tuan Rumah yang baik, dan karenanya APHKI berhutang budi pada Unram”, tukas OK. Saidin.

Konferensi ini dihadiri 156 orang peserta dari berbagai utusan dari 51 Perguruan Tinggi yang tergabung dalam keanggotaan APHKI. Tercatat lebih dari 200 orang anggota APHKI aktif saat ini menyebar di Perguruan Tinggi seluruh wilayah Indonesia. Paling tidak saat ini dosen-dosen pengasuh mata kuliah Hukum/Hak Kekayaan Intlektual diperkirakan lebih dari 600 orang di seluruh Indonesia. Untuk itu ketua asosiasi berharap bagi mereka yang ingin bergabung silakan mengisi form yang telah tersedia di laman/Web APHKI yang dapat dikunjungi melalui web: aphki.or.id.

Sambil menikmati alunan music dan kuliner makan malam yang lezat disertai dengan durian khas Lombok, Koferensi ini resmi ditutup oleh Prof. Dr. Kurniawan, SH.M.Hum Wakil Rektor II Universitas Mataram. Sampai bertemu kembali pada Konferensi Internasional APHKI pada tahun 2023 mendatang di Medan.**