Sabtu, 21 September 2024

Inflasi Kota Pematangsiantar & Labuhan Batu Terjaga

Ronald Hutagalung - Selasa, 03 September 2024 19:55 WIB
Inflasi Kota Pematangsiantar & Labuhan Batu Terjaga
Ist
Data Inflasi Periode Agustus 2024 .
P.Siantar, MPOL -Periode Agustus 2024, Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Labuhan Batu tercatat mengalami inflasi.

Baca Juga:

Kedua kota penghitungan inflasi (kota IHK) tersebut mengalami inflasi yang lebih tinggi dari capaian nasional yang tercatat deflasi sebesar -0,03%(mtm) dengan capaian masing-masing daerah sebesar 0,10%(mtm)untuk Kota Pematangsiantar dan 0,35% (mtm) untuk Kabupaten Labuhan Batu, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar dalam relisnya, Selasa, (03/09/2024).

Dijelaskannya, sejalan dengan peningkatan inflasi bulanan, inflasi tahunan di kedua daerah tersebut juga terpantau mengalami peningkatan.

Kota Pematangsiantar tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,54%(yoy)dan Kabupaten Labuhanbatu sebesar 2,09%(yoy).

Meskipun demikian, capaian inflasi tahunan tersebut masih berada dalam target inflasi nasional, yaitu 2,5%±1%.Kondisi tersebut menandakan daya beli masyarakat dikedua wilayah masih terjaga.

Lebih lanjut , Muqorobin menerangkan, secara umum, inflasi yang terjadi pada kedua kota IHK tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.Inflasi yang terjadi pada kelompok tersebut masih cukup terkendali.

Adapun komoditas yang menyebabkan terjadinya peningkatan IHK ialah kenaikan harga beberapa komoditas seperti sigaret kretek mesin, ikan dencis, emas perhiasan, cabai rawit, sawi hijau, andaliman serta beras.

Inflasi yang terjadi pada sigaret kretek mesin disebabkan oleh tingginya konsumsi produk tersebut wilayah Pematangsiantar dan Labuhan Batu.

Sedangkan untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga (inflasi) pada kedua wilayah tersebut dan masih harus mendapat perhatian TPID yakni beras yang akan diperkirakan terus meningkat selama semester ll 2024 dan telah dibuktikan meningkat sebesar 0,07% (mtm)di Labuhan Batu.

Menyikapi kondisi tersebut,seluruh TPID akan terus berkomitmen untuk secara maksimal melakukan pengendalian harga dan pemantauan stok komoditas.

Beberapa hal yang telah dilakukan seperti penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), fasilitasi operasipasar/gerakan pasar murah(GPM), fasilitasi subsidi ongkos angkut dan fasilitasi kerjasama antar daerah (KAD)akan terus didorong guna sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah.

Selain itu, terdapat program Gertak ( Gerakan Tanam Serentak) yang merupakan hasil perumusan strategi pada High Level Meeting (HLM)TPID se Provinsi Sumatera Utara.

Adanya program tersebut diharapkan mampu menjaga elastisitas utama berada pada kondisi yang terjaga dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ungkap Muqorobin.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru