Senin, 23 Desember 2024

Bukalapak Berdayakan Pelaku Usaha Mikro di Medan Lewat SKJ

Eli Marlina - Senin, 20 Mei 2024 19:22 WIB
Bukalapak Berdayakan Pelaku Usaha Mikro di Medan Lewat SKJ
Gitaditya Witono, AVP Brand Marketing dan Partnership Mitra Bukalapak dan Monika Sihombing, seorang Mitra dari Deli Serdang, berfoto bersama.(ist)
Medan, MPOL - Mitra Bukalapak, platform online-to-offline (O2O) unggulan dari Bukalapak, konsisten memberdayakan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia dengan memperluas cakupan kegiatan Spesial Kumpul Juwara (SKJ) ke Medan (18/05).

Baca Juga:
Dihadiri oleh ratusan pemilik warung dan agen individu, SKJ kali ini difokuskan pada edukasi pemilik warung untuk mendorong inklusi keuangan melalui ekspansi produk virtual serta meningkatkan literasi keuangan mereka lewat sosialisasi pembayaran non-tunai di area-area terkecil termasuk warung dan agen pulsa.

SKJ merupakan salah satu dari program edukasi dengan pendekatan "Dari Mitra untuk Mitra yang diinisiasi oleh Komunitas Juwara, komunitas pemilik warung terbesar di Indonesia. Komunitas ini telah merangkul ratusan ribu pemilik warung yang tersebar di lebih dari 50 kota/kabupaten di tanah air. Sepanjang tahun lalu, SKJ berhasil merambah 12 kota/kabupaten dan berlanjut di Sidoarjo, Malang, Medan, serta Pekanbaru (23/05) pada tahun ini.

Keputusan Mitra Bukalapak untuk merambah daerah-daerah di Sumatera merupakan respons terhadap kebutuhan warung yang masih belum terdigitalisasi di sana. Banyak warung masih menggunakan pembayaran tunai sebagai metode utama.

Menurut laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, Sumatera Utara menempati peringkat 13 secara nasional dalam adopsi e-wallet, menunjukkan bahwa masih banyak potensi yang perlu dikembangkan di area tersebut untuk meningkatkan literasi pembayaran digital.

Selain itu, warung-warung di daerah ini pun masih bergantung pada penjualan barang-barang konvensional, seperti barang kebutuhan sehari-hari yang bersifat fisik.

Mitra Bukalapak memiliki komitmen kuat dalam mentransformasi warung menjadi agen inklusi keuangan dan digital. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyediaan beragam produk virtual dan keuangan, serta edukasi berkala bagi pemilik warung melalui program komunitas seperti SKJ.

Dengan adanya puluhan fitur produk virtual yang tersedia, warung dapat memfasilitasi pembayaran tagihan, pengisian saldo e-wallet, transfer antar bank, dan pembelian pulsa secara lebih mudah. Variasi ini memberikan kesempatan bagi pemilik warung untuk meningkatkan jumlah pelanggan, terutama di daerah-daerah yang minim akses ke bank dan minimarket.

Untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh terkait literasi digital serta fitur-fitur keuangan yang dapat dikembangkan di warung, Mitra Bukalapak menggelar program edukatif SKJ di Medan dan Pekanbaru pada Kamis (23/05) mendatang.

SKJ tidak hanya mengajak pemilik warung berjejaring, melainkan belajar untuk memahami cara memaksimalkan potensi bisnis.

Mereka dengan menggunakan produk-produk dan layanan yang semakin canggih. Materi yang disajikan dalam SKJ juga mencakup tips menghadapi persaingan bisnis dan pemanfaatan QRIS, mulai dari cara mendapatkan kode, proses operasional, hingga mendapatkan keuntungan melalui QRIS untuk dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di warung.

"Dalam kegiatan SKJ ini, kami harap pemilik warung dapat meraup keuntungan lebih besar hingga tiga kali lipat berkat transformasi dengan produk virtual. Pengetahuan yang didapatkan juga diharapkan dapat ditularkan melalui komunitas terdekatnya dan mempercepat peningkatan angka literasi yang ada. Dengan demikian, kesuksesan mereka dapat memberi dampak berkelanjutan, menginspirasi pemilik warung lainnya untuk lebih canggih berbisnis," jelas Gitaditya Witono, AVP Brand Marketing dan Partnership Mitra Bukalapak.

Warung sebagai Pelopor Perubahan

Monika Sihombing, seorang Mitra dari Deli Serdang, sebelumnya hanya seorang pedagang dengan tenda di Pasar Nawacita Sampali yang menjual sembako dan pulsa. Namun, setelah bergabung dengan Mitra Bukalapak pada tahun 2018, Monika berhasil memiliki lapak tetap dan mengubah warung kelontongnya menjadi agen produk digital dan keuangan.

"Di sini saya menjadi satu-satunya pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari sekaligus melayani berbagai transaksi produk virtual. Alhasil, baik pembeli maupun sesama penjual bila memerlukan pulsa, token listrik, atau transfer uang akan datang ke warung," ungkap Monika.

Transformasi bisnis Monika tidak hanya menghasilkan peningkatan pendapatan hingga 2-3 kali lipat, tetapi juga berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Berkat penjualan produk virtual, ia berhasil bangkit dari masa sulit setelah tempat tinggalnya terbakar.

Peran Monika sebagai agen inklusi finansial kemudian tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan pelanggan dengan produk virtual. Bersama Komunitas Juwara, Monika mentransfer kecakapan digital dan semangat transformasinya kepada banyak pedagang kecil melalui sesi edukasi yang diselenggarakan secara daring maupun luring. (r)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Jalaluddin Lase
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Kapolrestabes Medan Cek Pospam Natal dan Tahun Baru : 980 Personel Dikerahkan
Kapolrestabes Medan Gelar Minggu Kasih,  Beri Bantuan Sembako dan Layanan Kesehatan Gratis ke Jemaat
Motif, Identitas serta Peran 3 Pelaku yang Bersama Serka Holmes Menyiksa-Membuang Mayat Andreas ke Lubang di Labura
PT Rifan Financindo Berjangka Medan Rayakan Natal Bersama Karyawan dan Anak Panti Asuhan
Andreas Sianipar Diduga Dibunuh Oknum TNI di Medan, Jasad Korban Dibuang-Dimasukkan ke Lubang di Labura
PUD Pasar Medan Kolaborasi dengan BRI RO Medan  Launching BRI SMART Billing , Sistem Pembayaran Digital di Pasar Halat Medan   Pasar punya peran strat
komentar
beritaTerbaru