Musim hujan adalah waktu yang ditunggu oleh sebagian masyarakat, terutama pada wilayah dengan curah hujan rendah. Air hujan menjadi berkah yang dapat menyuburkan tanah dan mengisi kembali sumber daya air yang kian semakin menipis. Namun, di sisi lain hujan juga membawa resiko bencana yang sudah menjadi langganan, seperti banjir, tanah longsor dan bahkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit.
Baca Juga:
Di wilayah perkotaan, misalnya Jakarta, derasnya air hujan menjadi penyebab utama terjadinya bencana banjir. Curah hujan yang sangat tinggi, juga perencanaan kota yang kurang memperhatikan tatanan air, serta kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dapat memperburuk keadaan ini. Setiap hujan deras lalu terjadi banjir maka akan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar wilayah itu sendiri. Contohnya mulai dari jalanan yang tergenang, yang dimana juga dapat secara otomatis menyebabkan kegiatan masyarakat menjadi terganggu atau bahkan terhambat karena tidak memiliki akses, selain itu masyarakat di daerah rawan terpaksa mengungsi untuk keselamatan masing-masing, dan masyarakat sekitar sudah pasti akan mengalami kerugian material yang tidak sedikit.
Adapun di wilayah pedesaan, hujan dapat menyebabkan tanah longsor terutama di daerah pegunungan. Tanah yang jenuh air menjadi lebih berat dan rentan untuk longsor, hal ini mengancam keselamatan masyarakat yang bisa memakan korban jiwa yang tinggal di lereng-lereng perbukitan. Tidak jarang, longsor dapat merusak fasilitas dan akses transportasi, yang membuat daerah tersebut terisolasi atau tertutup yaitu tidak memiliki akses untuk pergi kemana pun selama berhari-hari.
Namun, dibalik bencana, tidak dapat kita pungkiri bahwa hujan merupakan sebuah sumber kehidupan. Di pedesaan, hujan yang cukup adalah harapan bagi para petani dimana mereka menggantungkan nasib pada sawah atau juga ladang mereka. Turunnya hujan sangat dinantikan oleh para petani di desa, karena kesediaan air yang cukup sangat mempengaruhi dalam menentukan bagus atau tidaknya hasil panen mereka. Di sini hujan dianggap sebagai berkah yang mendukung kelangsungan hidup masyarakat. Kesediaan air yang tercukupi dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan serta juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem.
Maka dari itu, bagaimana seharusnya kita menyikapi situasi ini?
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah kita harus meningkatkan kesadaran dan edukasi lingkungan. Sangat penting bagi kita untuk mengadopsi pola pikir "Hidup berdampingan dengan alam." Menghargai lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menyebabkan air tersumbat, menjaga kawasan resapan air serta mempertahankan ruang terbuka hijau agar mengurangi resiko banjir.
Lalu, peran pemerintah dalam memperkuat infrastruktur negara untuk menanggulangi banjir atau longsor dan sangatlah penting melakukan perencanaan tata kota yang bijaksana. Drainase kota yang diperbaiki, sistem peringatan dini yang ditingkatkan, dan pembangunan sumur resapan air serta memperbanyak ruang terbuka hijau merupakan beberapa cara yang dapat membantu mengurangi dampak dari musim hujan.
Dan hal terakhir, yaitu perlu ada kesadaran untuk menghadapi bencana. Kesiapsiagaan bencana, seperti menyusun rencana evakuasi ketika banjir dan longsor melanda, menyedikan peralatan darurat dan melakukan edukasi masyarakat tentang penanganan banjir dan longsor sangatlah penting. Masyarakat perlu diberdayakan untuk merespon bencana dengan cepat dan tepat. Kesiapan ini akan membantu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana terkait pada musim hujan.
Pada hakikatnya, musim hujan adalah anugrah yang tidak bisa dihindari. Namun, tantangannya juga tidak boleh diabaikan. Dengan pengolahan yang baik yaitu merupakan kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah serta kesadaran bersama, maka dapat membuat atau menciptakan musim hujan tidak lagi membawa bencana melainkan musim hujan menjadi berkah yang sangat bermanfaat.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani