Selasa, 01 April 2025

Analis Santiment, Prediksi Bitcoin Maret 2025

Why - Kamis, 20 Maret 2025 12:00 WIB
Analis Santiment, Prediksi Bitcoin Maret 2025
Ilustrasi
Medan, MPOL - Kondisi pasar crypto sekarang ini tengah menghadapi penurunan yang tajam. Hal ini pun dialami oleh Bitcoin dan Dogecoin yang pada bulan Maret 2025 berusaha untuk bangkit. Hal ini tentunya meresahkan banyak trader dan investor.
Bitcoin sebagai aset kripto terbesar, telah mengalami penurunan selama beberapa minggu terakhir. Jika sebelumnya harga Bitcoin berada di sekitar Rp1,5 miliar, kini harga tersebut telah turun menjadi sekitar Rp1,3 miliar.

Baca Juga:

Apa itu Bitcoin?
Bitcoin adalah bentuk mata uang digital atau kripto yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Berbeda dengan uang konvensional yang diterbitkan dan diatur oleh pemerintah, Bitcoin beroperasi secara desentralisasi melalui jaringan peer-to-peer.
Artinya, tidak ada lembaga keuangan atau bank sentral yang memiliki kontrol penuh. Transaksi Bitcoin dicatat dalam buku besar digital yang disebut blockchain, yang memberikan tingkat keamanan dan transparansi yang tinggi.


Sebagai mata uang digital, Bitcoin tidak memiliki bentuk fisik seperti koin atau uang tunai, dan hanya tersedia dalam bentuk digital dalam dompet digital. Kepemilikan Bitcoin dibuktikan melalui metode kriptografi, yang memungkinkan transaksi menjadi sangat aman dan sulit untuk dipalsukan.


Sejarah Bitcoin
Bitcoin diciptakan oleh Satoshi Nakamoto, yang merupakan seorang individu atau sekelompok orang (penemu bitcoin) yang sampai sekarang identitasnya masih misterius bagi masyarakat.


Pada tahun 2008, Satoshi Nakamoto merilis dokumen whitepaper berjudul "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System" yang menguraikan cara memanfaatkan teknologi Blockchain untuk membangun sistem pembayaran elektronik yang terdesentralisasi.
Pada awalnya, harga Bitcoin (BTC) sangat rendah dan banyak orang ragu akan keberadaan Bitcoin. Namun, popularitas Bitcoin meningkat pesat pada tahun 2013 ketika harga mencapai lonjakan yang signifikan, dan pada tahun 2017, harga Bitcoin mencapai level tertingginya, sekitar $20,000 per Bitcoin.


Cara Kerja Bitcoin
Penting untuk diketahui bahwa Bitcoin mengimplementasikan algoritma konsensus proof-of-work. Unit terkecil dari Bitcoin disebut Satoshi, di mana satu Satoshi setara dengan seperseratus juta Bitcoin.


Blockchain
Bitcoin memanfaatkan teknologi Blockchain untuk mencatat transaksi secara terdesentralisasi. Setiap transaksi Bitcoin dicatat dalam blok-blok yang saling terhubung dan dilindungi dengan algoritma kriptografi yang rumit.
Setiap blok baru yang ditambahkan ke Blockchain harus memverifikasi blok-blok sebelumnya, sehingga transaksi menjadi sangat sulit untuk dirubah.


Mining
Bitcoin menerapkan konsep penambangan untuk memverifikasi transaksi baru dan menambah blok baru ke Blockchain. Proses penambangan ini dilakukan oleh para penambang, di mana seorang penambang menggunakan daya komputer untuk menemukan solusi matematis yang rumit. Ketika solusi tersebut ditemukan, penambang akan menerima imbalan berupa Bitcoin.


Private Key dan Public Key
Bitcoin menggunakan sistem kunci privat dan kunci publik untuk menjaga keamanan sistemnya. Kunci privat bersifat rahasia dan digunakan untuk mengirim dan menandatangani transaksi serta memvalidasi kepemilikan Bitcoin yang tersimpan di alamat kunci publik tertentu.
Jika kunci privat jatuh ke tangan yang tidak berwenang, Bitcoin yang ada di alamat kunci publik dapat diambil oleh pihak yang tidak berhak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kerahasiaan kunci privat.


Kunci publik bersifat terbuka dan dapat dibagikan kepada siapa saja tanpa risiko keamanan. Kunci publik dituliskan dalam bentuk alfanumerik dan berfungsi untuk menerima, memvalidasi, dan menambahkan transaksi ke Blockchain.


Ramalan Harga Bitcoin (BTC) untuk Maret 2025
Setelah berada dalam koridor perdagangan yang sempit selama bulan Februari, Bitcoin (BTC) akhirnya berhasil keluar dari zona konsolidasi, jatuh di bawah angka US$90.000 untuk pertama kalinya sejak bulan November.
Penurunan ini mencerminkan meningkatnya tekanan bearish, menimbulkan kekhawatiran bahwa tren penurunan ini mungkin akan terus berlanjut hingga bulan Maret.


Apakah Tetap dalam Rentang atau Melakukan Breakout? Pandangan Para Analis
Menurut pendapat Brian, analis utama di Santiment, para pemegang besar Bitcoin tampaknya terus menahan diri untuk bertransaksi, yang bisa menyebabkan harga si crypto king ini turun lebih jauh lagi.
Penurunan signifikan dalam arus bersih dari pemegang besar Bitcoin mendukung analisis Brian. Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa metrik ini telah jatuh lebih dari 600% dalam 30 hari terakhir.


Pemegang besar ini mengacu pada alamat whale yang memiliki lebih dari 0,1% dari total pasokan yang ada. Arus bersih mereka mencatat jumlah koin yang mereka beli dan jual selama periode tertentu.


Ketika arus bersih ini menurun, ini menunjukkan bahwa para investor utama ini mengurangi jumlah token yang mereka miliki, yang mengindikasikan meningkatnya tekanan penjualan. Hal ini dapat memperberat tekanan turun harga BTC karena bertambahnya pasokan di pasar.
Menurut John Glover, Chief Investment Officer (CIO) Ledn, BTC kemungkinan besar akan terjebak dalam rentang antara US$89.000 hingga US$108.000 sepanjang bulan Maret.


Dari sudut pandang analisis teknis, BTC menghadapi dua kemungkinan skenario. Yang pertama, ada kemungkinan besar untuk jatuh ke angka US$89.000 atau bahkan US$77.000 sebelum rebound yang berikutnya.


Kedua, kita mungkin telah melihat titik terendah, dan pergerakan berikutnya bisa lebih tinggi, mencapai sekitar US$130.000. Menentukan skenario mana yang akan terjadi itu sulit, dan ramalan jangka pendek kurang relevan karena pergerakan mingguan/bulanan sangat dipengaruhi oleh berita.
Selain itu, dengan dukungan pro-crypto dari Presiden Donald Trump, beberapa investor penasaran tentang bagaimana kebijakannya akan mempengaruhi harga Bitcoin di bulan Maret. Namun, Glover berpendapat bahwa sebagian besar "efek Trump" sudah terjadi.


Bitcoin Mendekati Status Oversold, Apakah Akan Terjadi Rebound?
Bitcoin tampaknya berada dalam kondisi oversold dan memiliki potensi untuk rebound, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil terbaru dari Relative Strength Index (RSI). Pada saat publikasi, indikator momentum ini berada pada angka 31,16.
RSI berguna untuk menilai keadaan pasar apakah sedang oversold atau overbought. Nilainya berkisar antara 0 sampai 100. Jika angkanya di atas 70, itu berarti aset sedang overbought dan kemungkinan besar akan mengalami koreksi.

Sebaliknya, jika berada di bawah 30, aset dalam kondisi oversold dan mungkin akan rebound. Saat ini, nilai RSI Bitcoin menunjukkan bahwa cryptocurrency ini hampir mencapai zona oversold. Ini menandakan adanya kemungkinan untuk mengalami rebound ke level US$92.325 jika tekanan jual berkurang.


Pergerakan Harga Bitcoin
Dilansir dari Pintu Market, harga Bitcoin hari ini adalah Rp 1.350.773.703 dengan volume perdagangan Bitcoin (BTC) mencapai US$31.573.256.181, yang mencerminkan penurunan sebesar -20,40% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.


Sementara itu, Bitcoin (BTC) pernah mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$108.786 dan terendah sebesar US$67,81. Saat ini, nilainya masih 24,89% lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi tersebut dan 120.394,43% lebih tinggi dibandingkan dengan harga terendahnya.


Untuk kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah US$1.622.914.218.610. Nilai kap pasar ini diperoleh dengan mengalikan harga token dengan jumlah token BTC yang beredar, yaitu 20 juta token yang tersedia untuk diperdagangkan saat ini.


Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor. *

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Polda Sumut Belum Mampu Tangkap Bos Bitcoin DPO Antoni Sitorus
Polda Sumut Bongkar Tempat Tambang Bitcoin Mencuri Arus Listrik yang Merugikan Negara Rp14,4 Miliar
komentar
beritaTerbaru